Prevalensi anemia di Indonesia cukup besar, dimana remaja putri termasuk dalam kategori risiko tinggi karena siklus mentruasi berkala, percepatan pertumbuhan, gaya hidup yang tidak sehat, dan perilaku diet. Oleh karena itu, edukasi tentang pencegahan anemia pada remaja putri menjadi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kesehatan, mendukung perkembangan fisik dan mental yang optimal, serta mengurangi risiko anemia yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengedukasi santriwati di Pondok Pesantren Al-Miftah Sleman terkait hal tersebut. Mayoritas santriwati ini merupakan anak-anak kurang mampu dan yatim piatu, sehingga sumber pendanaan pendidikan di pondok pesantren ini pun terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap keterbatasan akses mereka terhadap pangan yang bergizi dan bervariasi. Edukasi pencegahan anemia ini dititikberatkan dengan memperkenalkan pangan lokal kaya zat besi, seperti ikan nila, ikan lele, dan tempe, dalam rangka aksesibilitas dan keterjangkauan terhadap bahan pangan. Beberapa tahapan metode seperti observasi awal, survei pra-kegiatan, presentasi, konseling, serta monitoring dan evaluasi dilakukan. Hasil survei pasca-kegiatan menunjukkan adanya perubahan positif pada pengetahuan partisipan tentang bahaya anemia, dan sikap untuk mencegah anemia, yaitu 100% dari partisipan telah memahami bahwa remaja putri memiiki risiko lebih tinggi terkena anemia, dimana sebelum kegiatan hanya 64% dari partisipan. Selain itu, 100% partisipan telah berjanji akan memulai untuk makan makanan yang bergizi, dimana hal ini tercermin pula dari kegiatan monitoring dan evaluasi setelahnya. Sebagai rekomendasi, kegiatan serupa yang melibatkan orang tua, keluarga dan guru direkomendasikan agar pengetahuan berkembang secara berkelanjutan