Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI DUSUN KENTENG Faqih, Ghazi Muhammad; Ammara, Avilda Afrin; Akil, Azzahra; Riyanto, Hariz Nur Aziz; Nurhidayah, Aulia; Mahfud, Muhamad; Maharani, Regina Ayu; Rizqullah, Afif Mu’tashim; Wati, Serly Widya; Praptomo, Muhammad Nauval; Sugito, Sugito
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2024): SIBISA - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat UMY 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.71.1254

Abstract

Program pengabdian masyarakat merupakan langkah nyata mahasiswa dalam mewujudkan peran sertanya di tengah masyarakat. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan hubungan baik antara masyarakat Dusun Kenteng, Desa Banaran dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Program KKN ini bertujuan untuk membantu masyarakat di Dusun Kenteng dalam memasarkan produk UMKM yang sudah ada, dan menjadi ilmu untuk masyarakat yang mau membangun sebuah usaha. Metode yang digunakan yaitu diskusi umum, FGD, praktek, dan permainan. Dalam kurun waktu kegiatan selama 11 Januari – 11 Februari 2024, kelompok KKN 108 melakukan Sosialisasi Digital Marketing sebagai solusi strategi pemasaran yang dapat menjangkau para konsumen melalui kanal penggunaan internet, perangkat mobile, mesin pencari (search engines), dan sosial media di dalam koridor internet broadband yang sangat diperlukan oleh para pebisnis. Selain itu, mahasiswa juga terlibat dalam pengajaran di Taman Pendidikan Alquran (TPA) untuk meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap nilai-nilai agama dan keimanan serta nilai ketaqwaan. Dusun kenteng merupakan wilayah yang memiliki banyak fasilitas pendidikan diantara beberapa dusun lainnya di daerah kelurahan Banaran, oleh karena itu kelompok KKN 108 memfokuskan Program Kerja pada bidang Pendidikan. Terdapat tiga program yang bertujuan langsung dengan pendidikan. Yang pertama yaitu Kreativitas Anak Usia Dini yang ditujukan untuk murid Taman Kanak-Kanak (TK). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ekspresi kreatif anak-anak. Melalui berbagai kegiatan seperti menggambar, mewarnai, dan menghias tote bag, anak-anak belajar untuk mengeluarkan ide-ide mereka dengan lebih bebas dan percaya diri. Selanjutnya yaitu Program Daur Ulang, program ini bertujuan untuk murid Sekolah Dasar (SD) yang ada di Dusun Kenteng, mahasiswa terlibat aktif untuk membantu dan mempraktekan kepada murid-murid SD cara mengolah sampah-sampah yang ada di sekitar mereka sehingga bisa menjadi barang yang dapat dipakai kembali. Setelah itu terdapat Program Pembelajaran Motorik kepada murid-murid PAUD, mahasiswa bekerja sama dengan guru PAUD dengan memfasilitasi murid-murid PAUD untuk mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar melalui berbagai aktivitas yang menarik dan edukatif seperti, mewarnai, menghafal tepukan dan gerakan senam yang baru, dan outbond. Lalu untuk mempererat tali silaturahmi antara kelompok KKN 108 dengan masyarakat dusun Kenteng, mahasiswa KKN juga menyelenggarakan senam bersama dan kegiatan gotong royong Program-program ini memberikan dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek seperti kesadaran lingkungan, keterampilan praktis, kreativitas, dan pemahaman agama. Program-program ini juga membantu dalam membangun keterampilan sosial, kepemimpinan, dan meningkatkan interaksi positif antara generasi muda dan lingkungan sekitarnya.
The Sociolinguistics of Language Policy and Educational Reform in Southeast Asia Nurhidayah, Aulia
LIER: Language Inquiry & Exploration Review Vol. 2 No. 2 (2025): LIER: Language Inquiry & Exploration Review
Publisher : Pemuda Peduli Publikasi Insan Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71435/

Abstract

Purpose: This study explored the impact of language policies on educational reform in Southeast Asia, focusing on Malaysia, Indonesia, and the Philippines. The findings indicate that while language policies in these countries are designed to promote national unity and global competitiveness, they often face challenges in balancing multilingualism with cultural preservation. Subjects and Methods: The study found that in Malaysia and Indonesia, the implementation of bilingual or multilingual education is hindered by resource limitations and disparities between urban and rural areas. In the Philippines, while the Mother Tongue-Based Multilingual Education (MTB-MLE) policy has shown positive results in early education, challenges remain in transitioning students to national and international languages in higher grades. Results: The study contributes to the body of knowledge by providing a comparative analysis of language policy implementation across three diverse Southeast Asian countries. It highlights the need for more inclusive and context-sensitive language policies that not only foster national unity but also preserve local languages and cultures. The findings suggest that greater attention should be given to teacher training, resource allocation, and support for multilingual classrooms. Conclusions: Future research could explore the long-term impact of language policies on students’ cognitive and socio-cultural development, as well as investigate the role of digital technology in supporting multilingual education in the region.