Stunting merupakan salah satu masalah global yang perlu diperhatikan karena dampaknya padamasa depan anak bangsa. Negara Indonesia menjadi salah satu dari beberapa negaraberkembang dengan tingkat stunting yang masih tinggi. Data yang diambil oleh RisetKesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 memaparkan bahwa ada 8,7 juta bayi (atau 30,7%) diusia bawah lima tahun mengalami stunting. Angka stunting saat ini masih belum memenuhitarget yang dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), yaitu belum mencapai 20%. Salah satuhambatan dalam mencapai target penurunan angka stunting adalah kurangnya strategikomprehensif yang dapat diterapkan dalam melaksanakan program intervensi sebagaipendukung dan pencegah terjadinya stunting. Ini termasuk memulai perbaikan status gizi danmeningkatkan kesehatan ibu dan anak balita dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000HPK). Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk menentukan program intervensi alternatifdan efektivitas suatu strategi supaya dapat memperpercepat penurunan angka stunting pada anakbalita. Metode ini menggunakan teknik ceramah menyeluruh, Analisis Hierarki Prosedur(AHP), dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa programintervensi sasaran utama adalah meningkatkan status gizi anak balita atau bawah dua tahun(baduta) melalui perbaikan pola asuh.Kata Kunci : Stunting, penyuluhan, bayi