Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Tabrak Burung Pada Leading Edge Dengan Metode Elemen Hingga S, Sahril Afandi; Abdul Hanafi
Jurnal Teknologi Kedirgantaraan Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Kedirgantaraan
Publisher : FTK UNSURYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35894/jtk.v2i2.208

Abstract

Insiden tabrak burung sering terjadi pada operasi penerbangan dan dapat menyebabkan kegagalan struktur serta mengancam keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, fenomena tabrak burung perlu dipelajari lebih lanjut terutama efek yang terjadi pada komponen struktur pesawat. Penelitian ini membahas tabrak burung pada Leading Edge dengan metode numerik berbasis metode elemen hingga. Struktur Leading Edge diasumsikan hanya terdiri dari skin dengan mengalami tabrak burung variasi kecepatan 75 m/s, 100 m/s, 125 m/s dan 150 m/s serta variasi sudut sebesar 00 dan 450. Material burung dianggap memiliki sifat material elastis-plastis. Hasil simulasi menunjukkan deformasi Leading Edge meningkat dengan bertambahnya kecepatan, serta gaya impak lebih tinggi pada arah tumbukan 00 untuk tiap kecepatan yang sama.Gaya impak maksimum pada tiap kecepatan untuk arah tumbukan 00 dan 450 pada rentang 27 – 53 kN dan 16 – 40 kN. Sementara, hasil perpindahan maksimum pada tiap kecepatan untuk arah tumbukan 00 dan 450 pada rentang 110 – 242 mm dan 82 – 201 mm.   Bird strike events occurred frequently in flight operation and cause structural failure and may lead to flight accident. Therefore, bird strike effects on airplane structural failures need to be studied further. This study provides bird strike simulation on leading edge using finite element method. The leading edge structure is assumed consist of skin only and bird strike velocities are 75 m/s, 100 m/s, 125 m/s and 150 m/s with impact direction of 00, 450. Bird material is defined as elasto-plastic material. The results show deformation increasing as variation of speed increased and impact force during bird strike is higher when impact direction 00 at the same speed. Maximum impact force at each speed shows values between 27 – 53 kN dan 16 – 40 kN  for impact direction of 00 and 450, respectively.  Maximum displacement at each speed shows values between 110 – 242 mm and 82 – 201 mm for impact direction of 00 and 450, respectively.
ANALISA MATA PISAU MESIN PENCACAH DENGAN PROSES HEAT TREATMENT DAN PENGUJIAN KEKERASAN ROCKWELL Ahmad Nur Huda; Abdul Hanafi; Achmad Nazarudin; Ade Firmansyah; Ade Kurniawan
Strength : Jurnal Penelitian Teknik Mesin Vol. 1 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Pamulang Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah rumah tangga adalah suatu benda yang tak jarang dipercaya tidak berguna, kotor & menjijikan.Untuk mempermudahkan kita dalam melawan limbah tersebut, mesin pencacah limbah rumah tangga sangat diperlukan untuk mempercepat proses pencacahan limbah menjadi serpihan yang lebih kecil. Analisia kekerasan merupakan salah satu pengujian yang relatif krusial di waktu pembuatan suatu material lantaran bisa dipergunakan dalam memilih sifat mekanis dan ciri fisis lainnya. Proses maksimal kekerasan ada pada suhu heat treatment 650°C/konstan dengan holding time 10 menit. Waktu pemanasan 25 menit dan waktu pendinginan 4 menit 21 detik. pada suhu 650°C mendapatkan kenaikan nilai rata-rata 0,66 HRc. Pada titik 1 kenaikan nilai kekerasan sebesar 1 HRc, pada titik 2 kenaikan nilai kekerasan sebesar 0,5 HRc dan pada titik 3 kenaikan nilai kekerasan sebesar 0,5 HRc.nilai rata-rata kekerasan pada spesimen 1 (non heat treatment) 19 HRc. Pada spesimen 2 (heat treatment 500°C) didapatkan nilai rata-rata kekerasan 19,16 HRc. Pada spesimen 3 (heat treatment 650°C) didapatkan nilai rata-rata kekerasan 19,66 HRc dan pada spesimen 4 (heat treatment 750°C) didapatkan nilai rata-rata 19,33 HRc.Dari hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa spesimen 3 (heat treatment 650°C) memiliki nilai kekerasan paling tinggi. Dan nilai kekerasan paling rendah ada pada spesimen 1 (non heat treatment) dikarenakan tidak diberikan perlakuan panas pada spesimen tersebut. Kata kunci: sampah, Heat Treatment, Uji Kekerasan