Pelatihan dasar QRIS bagi santri dilaksanakan sebagai upaya menangani rendahnya literasi keuangan digital di lingkungan pesantren, terutama karena sebagian besar santri belum familiar dengan konsep pembayaran non-tunai dan mekanisme penggunaan QRIS dalam aktivitas sehari-hari. Kegiatan yang dilaksanakan di Pesantren Al Muqorrobin Tangerang ini melibatkan 50 peserta dan dirancang melalui tiga pendekatan utama, yaitu pemaparan materi, diskusi interaktif, dan praktik langsung. Tahapan pelatihan mencakup pengenalan konsep keuangan digital, pemahaman prinsip kerja dan jenis-jenis QRIS, serta simulasi transaksi yang memungkinkan santri berlatih memindai kode, memasukkan nominal, dan melakukan konfirmasi pembayaran secara aman. Pendekatan pendampingan individual juga digunakan untuk memastikan seluruh peserta dapat mengikuti proses praktik hingga mampu mengoperasikan QRIS secara mandiri. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman santri terkait manfaat, prosedur, serta risiko penggunaan QRIS, dan mayoritas peserta mampu menyelesaikan simulasi transaksi tanpa hambatan. Secara keseluruhan, pelatihan ini efektif dalam meningkatkan kesiapan santri menghadapi digitalisasi keuangan, sekaligus mendorong terciptanya ekosistem transaksi non-tunai yang lebih efisien, aman, dan sesuai kebutuhan pesantren. Temuan ini menegaskan bahwa pelatihan literasi keuangan digital menjadi langkah strategis dalam membentuk generasi santri yang adaptif terhadap teknologi dan berpotensi berkembang sebagai pengguna maupun pengelola layanan keuangan modern.