Latar Belakang: Angka infeksi HIV/AIDS pada populasi penjara cenderung lebih tinggidaripada populasi di luar penjara sebab adanya perilaku berisiko yang terjadi di penjara.Serosurvailans di Lapas Kelas I Makassar menunjukkan tahun 2004 dan 2005 terdapatmasing-masing 23 dan 35 kasus HIV pada narapidana. Program pencegahan HIV/AIDS diLapas tersebut telah dilaksanakan, namun jumlah kasus HIV pada narapidana cenderungmeningkat.Tujuan: Diketahuinya pelaksanaan program pencegahan HIV/AIDS di LembagaPemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi atau studi evaluasi denganrancangan studi kasus, menggunakan pendekatan kuanitatif dan kualitatif. Subjekpenelitian adalah unsur LSM dan Lapas, KPA propinsi, Dinas Kesehatan dan DPRD. Datadikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara.Hasil penelitian: Program pencegahan HIV/AIDS di Lapas Kelas I Makassar yaituKomunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), Konseling dan tes sukarela, distribusi kondomdan bleaching. Pelaksanaan program dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) dengan bantuan dana dari donatur. Evaluasi kegiatan hanya dilakukan secara lisanoleh pihak Lapas dan Kantor wilayah (Kanwil) Hukum dan HAM. Kendala yang dihadapidalam pelaksanaan program yaitu proaktif pegawai Lapas masih kurang dan komitmenKepala Lapas masih rendah.Kesimpulan: Tenaga pelaksana program HIV/AIDS belum memadai sehingga masihtergantung pada LSM. Selain itu, dana pelaksanaan program masih tergantung padadonatur. Pelaksanaan program belum baik sebab program HIV/AIDS tidak dimasukkanpada salah satu divisi dalam struktur organisasi Lapas dan belum ada protap program.Kekurangan pelaksanaan program yaitu tidak melibatkan KPA untuk melakukan evaluasiterhadap program dan manajemen dokumentasi laporan tidak berjalan secara maksimal.