Erosi tanah adalah masalah lingkungan global yang serius, berdampak signifikan terhadap produktivitas lahan pertanian, kualitas air, dan infrastruktur. Di Kabupaten Nabire, Indonesia, yang memiliki topografi bervariasi dan intensitas curah hujan tinggi, potensi erosi merupakan ancaman nyata. Penelitian ini bertujuan memetakan status bahaya erosi di Kabupaten Nabire menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) ArcGIS dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk pengambilan kebijakan mitigasi erosi yang efektif. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data sekunder, termasuk data curah hujan dari stasiun klimatologi, jenis tanah dari peta tanah, dan topografi dari Digital Elevation Model (DEM) dari Badan Informasi Geospasial (BIG), serta tutupan lahan dari OpenStreetMap (OSM) dan wawancara. Data diolah menggunakan ArcGIS versi 10.8 dan Microsoft Excel. USLE diterapkan untuk menghitung laju erosi, di mana A adalah laju erosi, R adalah faktor erosivitas hujan, K adalah faktor erodibilitas tanah, LS adalah faktor topografi, CP adalah faktor tutupan lahan dan faktor praktik konservasi. Hasil perhitungan kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori bahaya erosi (Sangat Ringan, Ringan, Sedang, Berat, dan Sangat Berat) dan dihitung luas areanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78% wilayah Kabupaten Nabire memiliki tingkat bahaya erosi Sangat Ringan, diikuti oleh Ringan (16%), Sedang (3%), Berat (1%), dan Sangat Berat (1.1%). Dominasi Hutan Alam (90.83%) menjadi faktor utama yang berkontribusi pada rendahnya bahaya erosi di sebagian besar area. Jenis tanah dominan adalah Mollisols (43%) dan Ultisols (39%), dengan curah hujan sebagian besar (>3000 mm) dan kemiringan lereng yang bervariasi (46% datar). Meskipun mayoritas wilayah memiliki risiko erosi rendah, keberadaan area dengan risiko sedang hingga sangat berat (terutama di selatan dan timur laut) menekankan urgensi pengembangan strategi konservasi tanah yang tertarget. Pemetaan ini menyediakan informasi spasial yang akurat dan terperinci, krusial untuk perencanaan tata guna lahan berkelanjutan, alokasi sumber daya, dan mitigasi risiko erosi di Kabupaten Nabire