Tujuan utama dari critical jurnal ini adalah menganalisis kelebihan dan kelemahan dari sistem Activity-Based Costing (ABC), sebagai metode pengelolaan biaya yang semakin banyak diterapkan di berbagai sektor industri. Salah satu keunggulan utama dari ABC adalah kemampuannya dalam mengalokasikan biaya tidak langsung secara lebih akurat, khususnya dalam lingkungan bisnis yang memiliki tingkat keragaman produk dan layanan yang tinggi. Dengan pendekatan berbasis aktivitas, sistem ini membantu perusahaan memahami secara lebih rinci bagaimana sumber daya digunakan, sehingga mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan strategis. Selain itu, penerapan ABC juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi aktivitas yang tidak efisien dan mengurangi pemborosan biaya, sehingga meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Namun, di sisi lain, sistem ini memiliki sejumlah kelemahan yang perlu menjadi perhatian. Pertama, biaya implementasi sistem ABC cenderung relatif tinggi karena membutuhkan data yang rinci dan kompleks, serta pengaturan proses yang cukup rumit. Selain itu, pengumpulan data aktivitas yang akurat menjadi tantangan utama, terutama dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan beragam, di mana perubahan aktivitas harus selalu diperbarui dan disesuaikan. Beberapa organisasi juga menghadapi resistensi internal terhadap penerapan sistem ini karena dianggap memerlukan perubahan proses kerja dan budaya organisasi. Di samping itu, sistem ABC terkadang dianggap kurang responsif dalam situasi industri yang sangat dinamis dan cepat berubah, seperti industri fast-moving consumer goods, di mana keputusan harus diambil secara cepat. Meskipun memiliki kekurangan, sistem ABC tetap dianggap sebagai alat yang sangat bernilai untuk meningkatkan akurasi pengelolaan biaya, asalkan perusahaan mampu menyesuaikan dan mengimplementasikannya secara efektif sesuai karakteristik dan sumber daya yang dimiliki. Dengan demikian, keberhasilan penerapan ABC sangat tergantung pada pemahaman mendalam tentang aktivitas perusahaan serta kesiapan sumber daya untuk mendukung proses tersebut.