<![CDATA[Penelitian ini menginvestigasi pengaruh stres kerja dan servant leadership terhadap kepuasan kerja karyawan di Starbucks Indonesia khususnya district 42, dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Kepuasan kerja dalam konteks ini mengacu pada tingkat kesenangan dan kebahagiaan yang dirasakan karyawan terhadap lingkungan kerja, interaksi dengan rekan kerja, kompensasi, dan peluang pengembangan karir di perusahaan. Stres kerja, yang didefinisikan sebagai perasaan tertekan yang timbul dari ketidaksesuaian beban kerja, serta servant leadership, yang mengutamakan pelayanan dan perhatian terhadap kebutuhan karyawan, diidentifikasi sebagai faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja. Motivasi kerja, sebagai mediator, bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara stres kerja dan servant leadership dengan kepuasan kerja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data melalui kuesioner kepada karyawan Starbucks Indonesia district 42. Analisis data dilakukan menggunakan teknik regresi untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel independen (stres kerja dan servant leadership) terhadap variabel dependen (kepuasan kerja), dengan motivasi kerja sebagai mediator. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana stres kerja dan servant leadership mempengaruhi kepuasan kerja karyawan di industri makanan dan minuman, khususnya di Starbucks Indonesia. Implikasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam meningkatkan kondisi kerja dan kepemimpinan untuk meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja karyawan, serta memberikan arahan untuk penelitian lanjutan dalam bidang ini. This study investigates the influence of job stress and servant leadership on employee job satisfaction at Starbucks Indonesia, especially district 42, with work motivation as a mediating variable. Job satisfaction in this context refers to the level of pleasure and happiness employees feel towards the work environment, interactions with coworkers, compensation, and career development opportunities in the company. Job stress, defined as feelings of distress arising from workload mismatches, as well as servant leadership, which prioritizes service and attention to employee needs, were identified as the main factors influencing job satisfaction. Work motivation, as a mediator, aims to explain the relationship between work stress and servant leadership with job satisfaction. This study used a quantitative approach by collecting data through questionnaires to 42 Starbucks Indonesia district employees. Data analysis was conducted using regression techniques to test hypotheses about the effect of independent variables (job stress and servant leadership) on the dependent variable (job satisfaction), with job motivation as a mediator. The results of the study are expected to provide a deeper understanding of how job stress and servant leadership affect employee job satisfaction in the food and beverage industry, especially at Starbucks Indonesia. The practical implications of this research are expected to support Starbucks Indonesia’s management on improving work condition and leadership in order to increase employee’s satisfaction and work motivation, as well as providing guidance for future studies regarding this topic.]]>
