Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Averrhoa Bilimbi Linn Sebagai Inhibitor Terhadap Laju Korosi Aluminium Alloy 2024-T3 Dalam Asam Klorida Putra, Alvind Rahmad; Widayatmo, Linggar; Ghofur, M. Abdul
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 6 (2024): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengendalian korosi dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pemilihan material, pelapisan, penggunaan inhibitor, dan desain. Penelitian ini fokus pada penggunaan ekstrak belimbing wuluh sebagai inhibitor korosi pada aluminium alloy 2024-T3. Sebanyak 12 spesimen aluminium alloy 2024-T3 dengan ukuran sekitar 3 x 5 x 0,15 cm dilapisi dengan ekstrak belimbing wuluh dan diuji dengan tiga variasi waktu pengolesan: 2 hari, 4 hari, dan 6 hari. Setelah proses pengolesan, spesimen direndam dalam larutan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi 0,4%, 0,6%, dan 0,8% selama 14 hari untuk mengamati efek inhibisi terhadap laju korosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju korosi menurun secara signifikan dengan meningkatnya durasi pengolesan ekstrak belimbing wuluh. Efisiensi inhibisi tertinggi dicapai pada spesimen yang diolesi selama 6 hari, dengan nilai rata-rata sebesar 75,54%. Sebaliknya, spesimen dengan pengolesan selama 2 hari menunjukkan efisiensi inhibisi terendah, yaitu sebesar 32,27%. Data ini mengindikasikan bahwa semakin lama waktu pengolesan, semakin efektif ekstrak belimbing wuluh dalam menurunkan laju korosi pada aluminium alloy 2024-T3. Penelitian ini memberikan wawasan penting mengenai penggunaan bahan alami sebagai pelapis korosi dan menunjukkan potensi ekstrak belimbing wuluh sebagai alternatif ramah lingkungan untuk perlindungan logam. Temuan ini dapat diterapkan dalam pengembangan teknik perlindungan logam yang lebih berkelanjutan dan efektif.
Analisis Pengaruh Canard Terhadap Sayap Tapered Wing Dengan Metode CFD Menggunakan Ansys 2023 R2 Benedict Buulolo, Richard Fausta; Widayatmo, Linggar
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 6 (2024): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengaruh penambahan Canard pada pesawat KT-1B Wong Bee, khususnya pada sayap Tapered Wing dengan airfoil NACA 63-218. Canard, sayap kecil di depan sayap , ditambahkan untuk meningkatkan performa aerodinamika pesawat. Penelitian ini menggunakan metode numerik dan software Ansys 2023 R2 untuk melakukan analisis Computational Fluid Dynamics (CFD), dengan tujuan memahami dampak penambahan Canard terhadap karakter aerodinamika pesawat. Penelitian melibatkan pengujian pesawat dengan dan tanpa Canard, dengan jarak Canard dari sayap utama (1 m), kecepatan fluida (400, 500, dan 600 km/jam), dan sudut serang (15°, 25°, dan 35°). Variabel terikat meliputi Coefficient Lift (CL), Coefficient Drag (CD), dan Lift/Drag Ratio (L/D). Hasil analisis menunjukkan penambahan Canard secara signifikan meningkatkan nilai CL, dengan peningkatan antara 22,02% hingga 56,99% pada berbagai sudut serang. Selain itu, nilai CD menurun, terutama pada sudut serang yang lebih besar, dengan penurunan antara 1,75% hingga 47,44%. Analisis L/D Ratio menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada pesawat dengan Canard, yangmeningkatkan efisiensi aerodinamika. Temuan ini mengindikasikan bahwa penambahan Canard dapat memperbaiki performa aerodinamika pesawat KT-1B Wong Bee.
[1] Nurcahyadi, T. (no date) ‘Pengaruh Lokasi Ketebalan Maksimum Airfoil Simetris Terhadap Koefisien Angkat Aerodinamisnya’. [2] ‘Setyo Hariyadi.pdf’ (no date). [3] Mulyadi, M. (no date) ‘Analisis Aerodinamika Pada Sayap Pesawat Terbang Dengan Menggunakan Abdillah, Muhammad Ammar; Widayatmo, Linggar
Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (SENASTINDO) Vol. 6 (2024): Prosiding Seminar Nasional Sains Teknologi dan Inovasi Indonesia (Senastindo)
Publisher : Akademi Angkatan Udara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket. Pada roket terdapat Nose cone yaitu ujung dari roket tersebut. Nose cone merupakan bagian yang paling depan pada roket yang berfungsi sebagai pemecah udara sehingga nose cone mengalami tekanan yang kuat dan dapat mengalami keretakan karena kecepatan roket yang tinggi. Maka nose cone perlu melakukan pengukuran tekanan sehingga mendapatkan nose cone yang sesuai untuk roket. Seiring berkembangnya teknologi, berbagai macam penelitian dikembangkan dengan menggunakan aplikasi untuk analisis aerodinamika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aerodinamika berupa gaya hambat (drag) dan Coefficient Drag dari berbagai bentuk nose cone dan perbedaan panjang dengan menggunakan kecepatan 0,3 mach, 1,3 mach, 2,3 mach Dari hasil pengujian, perbedaan hasil perhitungan Coefficient Drag (CD) menggunakan kecepatan 0,3 mach 1,3 mach dan 2,3 mach akan memengaruhi terhadap gaya hambat (Drag) yang dihasilkan. Hasil dari pengujian hasil yang memiliki gaya hambat terkecil adalah yang mempunyai nose cone bentuk tumpul pada kecepatan 0,3 dan 1,3 mach, namun saat dihitung menggunakan rumus Coefficient Drag didapatlah hasil model roket yang terkecil adalah model nose cone standar di semua variasi kecepatan, artinya roket yang terbaik digunakan dalam semua variasi kecepatan adalah bentuk standar.