Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DIFFERENCES INDICATORS IN CLINICAL EPIDEMIOLOGY AND LABORATORY FOR SUSPECT DENGUE HEMORRHAGIC FEVER IN KEBUMEN DISTRICT 2023: Perbedaan Indikator Epidemiologi Klinis dan Laboratoris Pada Dugaan Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever di Kabupaten Kebumen 2023 Susanto, Nugroho; Ratna Hidayani, Wuri; Subaeti, Tri
Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 13 No. 1 (2025): Jurnal Berkala Epidemiologi (Periodic Epidemiology Journal)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbe.V13I12025.49-57

Abstract

Background: The study in Asian and American-based surveillance data between Oct 18, 2011, and Aug 4, 2016 required 7428 patients with an estimated 2694 (36%) diagnosed laboratory-confirmed dengue, 2495 (34%) non-dengue and 2237 (30%) not inclusion criteria. The clinical signs and suspected dengue symptom address a few other diseases, thus laboratory confirmatory is best solution for diagnosis of dengue. Purpose: To determine the difference between clinical epidemiological and laboratory diagnosis of dengue hemorrhagic fever in Kebumen District. Methods: The study design was cross-sectional with 395 samples of suspected dengue disease during the 2023 period, such as DHF and DD in Kebumen District area health services. The DHF diagnostic was confirmed with positive laboratory test and studied to see differences of the clinical epidemiology and laboratory data. The data collection was carried out by reviewing medical documents from health centers and hospitals. Data were analyzed with chi square test and independent t test. Results: Clinical indicators proportion was higher for fever, 95.40% and much lower for bleeding 13.20%. The dominant contribution significant for clinical epidemiology indicator of DHF is muscle pain compared to bleeding and rash. The laboratory indicator   for platelet is low, hemoglobin normal and hematocrit   normal. The variable contributing significantly for DHF is platelet (β = 0.19) and comparison of hemoglobin (β = -0.09) and hematocrit (β = -0.06). Conclusion: Clinical indicators of DHF are higher for fever (95.40%), with muscle pain being the dominant factor. Laboratory indicators include low platelet count and normal hemoglobin and hematocrit.
Analisis Umur dan Paritas Sebagai Faktor Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil Masruroh, Masruroh; Susanto, Nugroho; Khasna, Tri Mei; Susanti, Santi; Samingan, Samingan; Subaeti, Tri; Wenno, Max Robinson
Jurnal Sains Kesehatan Vol 32, No 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/jsk.32.2.228-235

Abstract

Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih berlangsung dan berdampak terhadap meningkatnya morbiditas maternal serta hambatan dalam pertumbuhan janin. Usia reproduktif dan jumlah kehamilan sebelumnya sering dianggap sebagai faktor risiko yang berpengaruh, namun temuan empiris yang konsisten masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh umur dan paritas terhadap kejadian KEK pada ibu hamil. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan rancangan potong lintang (cross-sectional), berdasarkan data retrospektif dari catatan pelayanan kesehatan ibu hamil periode 2022 hingga 2024. Penelitian dilaksanakan di wilayah dataran tinggi dan dataran rendah Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, dengan waktu pelaksanaan analisis pada April hingga Juni 2025. Jumlah responden sebanyak 410 orang yang dipilih secara proporsional. Analisis data mencakup statistik deskriptif, uji chi-square, dan regresi linier. Hasil menunjukkan bahwa 62,0% responden mengalami KEK. Umur dan paritas memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian KEK (p 0,001). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut merupakan prediktor signifikan terhadap status KEK (umur: p = 0,043; paritas: p = 0,000). Temuan ini menekankan pentingnya penguatan promosi kesehatan yang mempertimbangkan aspek demografis dalam upaya pencegahan KEK pada masa kehamilan.Kata Kunci: ibu hamil, kekurangan energi kronis, paritas, umur