Penelitian ini mengkaji secara mendalam transformasi penilaian pembelajaran di sekolah dasar Indonesia dari masa ke masa. Melalui analisis komparatif terhadap berbagai kurikulum, mulai dari kurikulum pasca-kemerdekaan hingga Kurikulum Merdeka, penelitian ini mengungkap dinamika perubahan dalam pendekatan, metode, dan tujuan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan adanya pergeseran paradigma yang signifikan dari penilaian kuantitatif yang berfokus pada penguasaan materi menuju penilaian kualitatif yang lebih menekankan pada pengembangan kompetensi siswa secara holistik. Kurikulum-kurikulum awal cenderung menggunakan tes tertulis dan berorientasi pada hasil akhir. Seiring berjalannya waktu, penilaian mulai melibatkan aspek-aspek seperti sikap, keterampilan proses, dan kemampuan berpikir kritis. Kurikulum Merdeka, sebagai kurikulum terbaru, semakin menguatkan tren ini dengan menekankan pada penilaian formatif dan autentik yang terintegrasi dalam proses pembelajaran. Namun, implementasi penilaian yang lebih holistik dan autentik menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya pelatihan bagi guru, keterbatasan sumber daya, dan resistensi terhadap perubahan. Selain itu, penelitian ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dalam penilaian pembelajaran, termasuk perkembangan teori pendidikan, tuntutan pasar kerja, dan pengaruh kebijakan pemerintah. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa evolusi penilaian pembelajaran di sekolah dasar Indonesia merupakan cerminan dari perubahan paradigma pendidikan yang lebih luas. Pergeseran menuju penilaian yang lebih kualitatif dan autentik memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di abad ke-21. Namun, keberhasilan implementasi perubahan ini sangat bergantung pada dukungan kebijakan yang konsisten, pelatihan yang berkelanjutan bagi guru, serta keterlibatan semua pemangku kepentingan dalam proses pendidikan.