Endah Retno Palupi
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Daya Simpan Benih Botani Bawang Merah (Allium cepa var. agregatum) Setelah Invigorasi Qudus Sabha Adhinugraha; Eny Widajati; Endah Retno Palupi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 12, No 4 (2024): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 12, NOVEMBER 2024
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v12i4.7715

Abstract

Benih botani bawang merah (TSS) merupakan alternatif bahan tanam dalam budidaya bawang merah.  Penggunaan TSS sebagai bahan tanam memiliki keunggulaan dibandingkan dengan benih asal umbi, antara lain kebutuhan benih yang lebih sedikit, dapat memutus siklus patogen, tidak ada masa dormansi, dan dapat disimpan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Walaupun dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, namun TSS tetap akan mengalami deteriorasi atau kemunduran yang dapat menyebabkan penuruan mutu benih.   Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kembali mutu benih adalah dengan perlakuan invigorasi KNO3.  Saat ini peran invigorasi terhadap daya simpan benih TSS masih belum diketahui.  Penelitian ini dilaksanakan Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih IPB University, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi daya simpan TSS setelah invigorasi dan pengeringan.  Percobaan disusun menggunakan rancangan tersarang (nested design) dua faktor.  Faktor pertama adalah kondisi ruang simpan benih yang terdiri atas tiga taraf, yaitu suhu 28±2˚C, RH 73±7% (kondisi kamar); suhu 18±2 ˚C, RH 61±7% (kondisi ruang ber-AC); dan suhu 8±2˚C, RH 24±8% (kondisi lemari es). Faktor kedua adalah jenis kemasan, yang terdiri atas dua jenis, yaitu kemasan alumunium foil (ketebalan 0,08 mm) dan kemasan plastik polipropilen (PP) (ketebalan 0,06 mm). Faktor jenis kemasan tersarang pada faktor kondisi ruang simpan benih.    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mutu TSS pasca invigorasi dapat dipertahankan selama 16 MSS dalam ruang ber-AC (suhu 18±2 ˚C, RH 61±7%) dengan kemasan alumunium foil atau lemari es (suhu 8±2˚C, RH 24±8%) dengan kemasan alumunium foil atau plastik PP.