Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH MENARA SUMBA DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA BALITA DI WILAYAH KERJA RSUD WAIKABUBAK wuda, marlince lali; Soelisyoningsih, Dwi; Wahyuningrum, Ari Damayanti
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.40755

Abstract

Pneumonia merupakan infeksi saluran pernafaan akut dengan morbilitas dan mortilitas cukup tinggi pada anak di bawah 5 tahun, terutama di negara berkembang. Salah satu faktor pemicu yang mempengaruhi kejadian pneumonia yaitu kondisi fisik rumah yang kurang sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah menara Sumba dengan kejadian pneumonia balita di Wilayah Kerja RSUD Waikabubak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitan cross-sectional. Sampel ditentukan dengan menggunkan teknik probability sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 58 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2024. Pengumpulan data menggunakan kuesioner  dengan kriteria inklusi orang tua yang bersedia menjadi responden dan mempunyai balita dengan diangnosa medis pneumonia yang pernah berobat di RSUD Waikabubak serta tinggal di rumah menara Sumba, kriteria eksklusi orang tua balita yang tidak bersedia menjadi responden. Penelitan ini menggunakan uji chi-square dengan α 0,05. Hasil menunjukkan mayoritas kejadian pneumonia sedang 40 (69,0%) responden dan kejadian pneumonia berat 18 (31,0%) responden dengan kondisi rumah yang tidak sehat. Hasil uji statistik menggunakan  uji chi-square diperoleh p value 0,048 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan Ha diterima berarti ada hubungan kondisi fisik rumah menara Sumba dengan kejadian pneumonia balita. Terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi fisik rumah menara Sumba dengan kejadian pneumonia balita pada periode Juli 2024.
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA HIPERTENSI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARDIMULYO KABUPATEN MALANG Gega Luron, Natalia; Soelisyoningsih, Dwi; Satiti, Ika Arum Dewi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.40983

Abstract

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan teratur dapat meningkatkan konsumsi energi, sekresi endorfin dan suhu tubuh yang dapat  tidur dalam proses pemulihan tubuh. Mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian analitik observasional dengan purposive sampling dan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 67 lansia. Kriteria Inklusi: usia lansia dari 60 tahun, lansia yang bersedia menjadi responden, lansia yang kooperatif, dan kriteria eklusi: lansia yang bed rest, lansia yang terdiagnosa demensia dan lansia yang mengonsumsi obat tidur. Instrumen penelitian untuk aktivitas fisik International Physical Activity (IPAQ) dan kualitas tidur menggunakan Pittsurgh Sleep Quality Index (PSQI). Korelasi kedua variabel diuji menggunakan uji Chi Square. Responden lansia yang memiliki usia rerata 60 tahun, mayoritas respoden lansia adalah perempuan sebanyak 58 lansia dan mayoritas lansia hipertensi sebanyak 26 lansia masuk dalam kategori tekanan darah hipertensi tingkat satu. Penilaian aktivitas fisk didapatkan mayoritas kategori sedang sebanyak 57 lansia (85,1%), sedangkan penilaian kualitas tidur didapatkan mayoritas kategori kualitas tidur buruk sebanyak 60 lansia (89,6%). Hubungan antara aktivitas dengan kualitas tidur pada lansia hipertensi didapatkan nilai p-value 0,01. Ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Ardimulyo dengan p-value sebesar 0,01. Penelitian selanjutnya diharapkan meneliti aktivitas fisik dengan variable berbeda, contohnya tingkat stress, kecemasan dan lain-lain.