Sebagai daerah rawan bencana, pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab mengantisipasi terjadinya bencana, sebelum atau sesudah terjadinya bencana yakni mitigasi bencana, tanggap darurat dan rehabilitas rekonstruksi, dan kesiapsiagaan bencana. Hal ini untuk meminimalisir korban akibat dari terjadinya bencana tersebut. Banjir merupakan bencana alam yang perlu mendapat perhatian karena dapat mengancam kehidupan masyarakat. Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah yang rawan terjadi bencana yang berada di posisi keempat dalam indeks risiko bencana yaitu hidrometeorologi basah berupa banjir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mitigasi bencana dengan kesiapsiagaan mahasiswa menghadapi bencana di Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian Observasional yang bersifat Deskriptif yang hanya melakukan pengamatan tanpa memberikan intervensi kepada responden. Penelitian ini dilakukan di kampus STIKES TRI Mandiri Sakti Bengkulu bulan April-Mei 2024. Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini terhitung sebanyak 36 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa kebidanan semester enam stikes tri mandiri sakti dalam menghadapi bencana banjir dari 36 responden terdapat 10 responden (27,8%) dengan pengetahuan kurang, 15 responden (41,7%) dengan pengetahuan cukup dan 11 responden (30,6%) dengan pengetahuan baik. Tingkat kesiapsiagaan mahasiswa kebidanan semester enam stikes tri mandiri sakti dalam menghadapi bencana banjir dari 36 responden terdapat 12 responden (33,3%) dengan kesiapsiagaan rendah, 16 responden (44,4%) dengan kesiapsiagaan sedang dan 8 responden (22,2%) dengan kesiapsiagaan tinggi. Di harapkan mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran dalam mengenghadapi bencana terutama kesiapsiagaan setelah diberikan pendidikan bencana