Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan keterampilan penting yang perlu dimiliki siswa, terutama dalam menghadapi soal-soal Higher Order Thinking Skill (HOTS). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa serta mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kemampuan tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian dipilih secara purposive berdasarkan hasil tes kepada 23 siswa, yang kemudian dikategorikan dalam tiga tahap kemampuan, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Beberapa siswa dari masing-masing kategori dipilih sebagai partisipan, serta satu guru sebagai informan tambahan. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, wawancara, dan dokumentasi, dengan analisis data melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa bervariasi sesuai kategorinya. Siswa kategori tinggi mampu melalui seluruh tahap pemecahan masalah, kecuali tahap memeriksa kembali. Siswa kategori sedang mampu memahami masalah dan menyusun rencana pada soal pertama, namun menunjukkan ketercapaian parsial pada tahap pelaksanaan, serta belum mencapai tahap memeriksa kembali dan menarik kesimpulan. Sementara itu, siswa kategori rendah mengalami hambatan sejak awal. Faktor yang memengaruhi meliputi keterbatasan pengalaman terhadap soal HOTS, aspek afektif, serta kemampuan kognitif.