Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Komunikasi Elit Politik Partai Nasdem dalam Membangun Citra Partai di Kota Makassar Kamaluddin, Kamaluddin; Tike, Arifuddin; Pahlevi, Akhmad Fathur
Jurnal Diskursus Islam Vol 12 No 1 (2024): April
Publisher : Program Pascasarjana, UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jdi.v12i1.45685

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi elit politik partai nasdem dalam membangun citra partai di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pisau analisis naratif untuk menganalisis tayangan talkshow dari elit politik Partai Nasdem Rudainto Lallo. Peneliti menemukan bahwa aktor elit politik partai Nasdem Rudianto Lallo membangun citra partai dalam impression managemen di panggung politik menampilkan kisah-kisah yang dianggap paling dramatis dalam kehidupannya. Karakter Rudianto Lallo sebagai elit politik partai Nasdem dalam narasi mendudukkan dirinya sebagai pahlawan dari kisah-kisah perjuangannya. Kedudukannya Rudianto Lallo sebagai pahlawan ditampilkan sebagai sosok yang berasal dari golongan ekonomi lemah yang memperoleh kekuatan dari Tuhan untuk menolong warga Lakkang yang mengalami kesulitan. Posisi Rudianto Lallo dalam mengisahkan kisahnya digolongkan sebagai Dramatized Narrator yaitu narator yang dramatis dan bersifat subjektif karena Narator merupakan karakter dalam kisah, sehingga audiens hanya menerima kesimpulan dari narator. Rudianto Lallo juga memunculkan oposisi biner dalam narasinya sebagai berikut; laki-laki digambarkan sebagai sosok yang dengannya kehidupan ekonomi dapat berjalan, sedangkan perempuan digambarkan dalam narasi sebagai sosok yang mengalami kesulitan dalam memikul beban keluarga, kontras antara warga miskin dan kaya juga ditampilkan dalam narasi, miskin sosok pekerja keras, dan orang kaya ditampilkan sebagai sosok yang bermalas-malasan, orang yang berasal dari keluarga miskin juga ditampilkan sebagai sosok yang berjuang untuk orang lemah dan orang kaya justru sebaliknya, warga miskin ditunjukkan sebagai orang yang membutuhkan pemerintah sedangkan orang kaya digambarkan sebagai sosok yang tidak terlalu membutuhkan pemerintah. dari beberapa kisah Rudianto Lallo juga secara implisit mendudukkan pemerintah sebagai penjahat dalam narasinya. Sisi religius aktor politik elit Nasdem (Rudianto Lallo) juga ditampilkan dengan mendudukkan Tuhan penolong Rudianto Lallo, hal ini seolah-olah memberikan legitimasi terhadap Rudianto sebagai sosok yang diutus Tuhan untuk membantu Lakkang. Rudianto Lallo juga memunculkan narasi identitas dalam mencitrakan dirinya, lewat sebuah nama dan narasi konservatif juga digunakan Rudianto Lallo untuk menarik konstituen dari kalangan orang-orang tua. Penelitian ini berimplikasi pada aktor politik, baik yang baru maupun yang telah lama terjun didunia politik. Informasi mengenai bagaimana aktor politik Nasdem dan partai Nasdem mencitrakan dirinya di ruang publik dianggap sangat berguna bagi partai-partai yang sulit untuk memenangkan pemilihan umum. Peneliti menyadari bahwa penggunaan oposisi biner dari Claude Levi Strauss terlebih menyederhanakan realitas pada dua hal. kalau bukan baik pasti buruk, hitam dan putih, sedangkan dalam realitas sosial yang kita tinggali, terkadang ada hal yang tidak juga baik dan tidak juga buruk sehingga hal ini yang menjadi saran bagi penelitian selanjutnya dalam melihat hubungan paradigmatik dalam suatu narasi.