p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Ezra Science Bulletin
Maisaratun Najmi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA FILM RANAH 3 WARNA Sri Yosfia, Nadia; Rustim; Maisaratun Najmi
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.242

Abstract

Penelitian ini menganalisis film Ranah 3 Warna melalui Semiotika Roland Barthes untuk mengungkapkan makna denotatif dan makna konotatif yang terkandung dalam unsur naratif dan sinematik film. Ranah 3 Warna, yang diadaptasi dari novel karya A. Fuadi, menceritakan perjuangan seorang pemuda dalam meraih impiannya meskipun menghadapi berbagai tantangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Objek yang dipilih yaitu film Ranah 3 Warna (2022) yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. Data pada penelitian didapatkan dari Film dan Transkrip Film Ranah 3 Warna. Penelitian ini mengidentifikasi tanda-tanda visual dan verbal dalam film serta bagaimana makna terbentuk melalui sistem semiotik Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan dalam film Ranah 3 Warna melalui tanda-tanda yang terkandung dalam unsur naratif film terdapat simbol-simbol perjuangan, ketekunan, dan nilai-nilai religius tentang kesuksesan melalui kerja keras dan doa. Penelitian ini berperan dalam memahami bagaimana sebuah film dapat menyampaikan pesan sosial dan budaya melalui tanda-tanda yang dibangun secara sinematik.
EKSPOSISI TEKNOLOGI MEMASAK PADA ZAMAN KOLONIAL DI SAWAHLUNTO MELALUI FILM DOKUMENTER EXPOSITORY Nabila El Gumes; Maisaratun Najmi
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i1.255

Abstract

Film dokumenter In Het Verleden Centrale Keuken merupakan sebuah film tentang teknologi memasak canggih yang ada di Goedang Ransoem Sawahlunto sebagai dapur sentral atau tempat penyimpanan bahan makanan dan tempat memasak terbesar di Hindia-Belanda pada zaman kolonial tahun 1918, tempat ini mampu menyediakan lima ribu sampai sepuluh ribu porsi makan setiap harinya untuk pegawai tambang batu-bara Ombilin dan masyarakat sekitar. Penulis sebagai sutradara menyampaikan informasi penting kedalam sebuah karya audio visual dengan pendekatan gaya expository untuk menjelaskan kejadian yang sudah lama terjadi di masa lampau dengan menggunakan narasi, motion graphic, serta motion pictures mengenai gambaran proses alur kerja pembakaran dari mesin uap generator yang ada di Goedang Ransoem hingga dapat memasak dan menghasilkan ribuan porsi makan setiap harinya yang terbagi menjadi lima segmen, dimana masing-masing segmen akan menjelaskan lebih dalam mengenai sejarah, teknologi memasak canggih lewat teori teknik dan motion graphic,sebaran distribusi makanan, menghadirkan saksi sejarah, hingga Goedang Ransoem sebagai warisan dunia yang diakui UNESCO serta pesan yang ingin disampaikan sutradara.
SILEK BANDUA SEBAGAI PENGEMBANGAN SILEK DI SUMATERA BARAT DALAM FILM DOKUMENTER GAYA EXPOSITORY Seno, Patri Seno Yuzarsa; Maisaratun Najmi
EZRA SCIENCE BULLETIN Vol. 3 No. 2 (2025): July-December 2025
Publisher : Kirana Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58526/ezrasciencebulletin.v3i2.297

Abstract

Silek Bandua merupakan bentuk inovatif dari seni bela diri tradisional Minangkabau yang dikembangkan di Kota Solok, Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan dan memperkenalkan Silek Bandua melalui medium film dokumenter dengan pendekatan expository. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan tahapan pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi film. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi visual. Hasil penciptaan berupa film dokumenter berdurasi 15 menit yang terbagi dalam empat segmen, menampilkan sejarah, nilai filosofi, teknik gerakan, serta upaya pelestarian Silek Bandua oleh tokoh lokal dan pemerintah daerah. Film ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda, mengenai pentingnya menjaga warisan budaya lokal agar tidak punah. Pendekatan expository dipilih karena efektif dalam menyampaikan informasi faktual secara naratif dan visual.