Bagi manusia, ikan merupakan salah satu sumber gizi yang sangat penting. Ikan telah dikonsumsi oleh manusia selama berabad-abad. Salah satu komoditas terpenting di Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Karena nilai gizi dan nilai ekonomisnya yang tinggi, ikan nila semakin digemari dan seiring dengan meningkatnya usaha budidaya, kebutuhan akan benih dan ikan untuk konsumsi manusia pun meningkat. Salah satu bioteknologi akuakultur yang telah banyak dikembangkan dan digunakan untuk meningkatkan produktivitas akuakultur, khususnya ikan, adalah pembalikan jenis kelamin. Ikan betina dapat berdiferensiasi menjadi ikan jantan melalui pembalikan jenis kelamin melalui maskulinisasi; ikan nila jantan sering kali tumbuh lebih cepat daripada ikan betina. Salah satu zat pengganti yang kini dianggap ampuh untuk perawatan maksimalisasi ikan adalah air kelapa. Air kelapa mengandung 312 mg/100g mineral penting, termasuk kalium. Karena udara kelapa mengandung banyak kalium, kolesterol dalam jaringan tubuh larva akan berubah menjadi pregnenolon, yang digunakan kelenjar adrenal untuk membuat hormon steroid. Steroid membantu produksi hormon androgen, khususnya testosteron, yang mendorong proses maskulinisasi atau pertumbuhan alat kelamin jantan. Agar air kelapa berfungsi sebaik mungkin selama proses maskulinisasi, metode perendaman juga memungkinkannya berdifusi ke dalam tubuh ikan.