Anastasia Laubela
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EKSPLORASI SEJARAH DAN PEMERINTAHAN KERAJAAN BATULOLONG DI KABUPATEN ALOR Anastasia Laubela; Ariyance Maleipada, Anamalinda Fanmalay, Andry Makalbani, Halena Muna Bekata, Petrus Mau Tellu Dony
JURNAL PENDIDIKAN DAN KEGURUAN Vol. 3 No. 3 (2025): In Press Maret
Publisher : CV. ADIBA AISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the history and government of the Batulolong kingdom in Alor district. This study is a qualitative research method with an ethnographic approach. The methods used in this study are interviews and field observations. The results showed that the Batulolong Kingdom was established around 1800, led by the First King Karlau Kep. King Karlau Kep came from Lukabakeka, who then travelled to Kiraman Village and was appointed as the first king after taking a traditional oath by destroying the moko heirloom. The Batulolong Kingdom borders the kingdoms of Kolana, Kui, Alor and Ombay Strait. Since its establishment, the Batulolong Kingdom has been led by 21 kings. During the Swaparaja period, it was led by 10 ketemukungan. The Batulolong Kingdom experienced a change in status when it was transformed into the South Alor sub-district on 17 October 1963 according to the Governor's Decree of the NTT Provincial Head dated 20 July 1963 with Number Pem.66/1/32/1963.
Eksplorasi Dan Klasifikasi Jenis Moko Di Museum 1000 Moko Kabupaten Alor Anastasia Laubela; Asarina Takalapeta; Miseri K. Lau; Bendelina Marta Malailo; Martha Ria Sengaji; Petrus Mau Tellu Dony
AFADA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Vol. 3 No. 1 (2025): AFADA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Tarbiah Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/afada.v3i1.2087

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang klasifikasi jenis moko yang terdapat di Museum 1000 Moko, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, merupakan situs budaya yang memiliki nilai sejarah, sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat Alor. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jenis-jenis Moko yang terdapat di Museum 1000 Moko dan sejarah serta fungsi sosial,budaya dan ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan kajian literatur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jenis moko yang terdapat di Museum 1000 Moko yaitu Moko dari etnis Pantar disebut Moko Pung, Moko dari etnis Kabola dan etnis Abui memiliki nama dan nilai yang berbeda karena dipengaruhi oleh penggunaan bahasa yang digunakan setiap kecamatan di kabupaten Alor berbeda. Koleksi Moko yang terdapat di museum ini berasal dari bangsa Dongson yang didatangkan melalui jalur perdagangan oleh bangsa tersebut. Kemudian diadopsi oleh masyarakat Alor sebagai benda pusaka yang memiliki fungsi sosial, budaya dan ekonomi yang tinggi.
Eksplorasi Dan Klasifikasi Jenis Moko Di Museum 1000 Moko Kabupaten Alor Anastasia Laubela; Asarina Takalapeta; Miseri K. Lau; Bendelina Marta Malailo; Martha Ria Sengaji; Petrus Mau Tellu Dony
AFADA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): : AFADA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Fakultas Tarbiah Institut Agama Islam (IAI) Hamzanwadi Pancor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37216/afada.v3i1.2087

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang klasifikasi jenis moko yang terdapat di Museum 1000 Moko, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, merupakan situs budaya yang memiliki nilai sejarah, sosial, budaya dan ekonomi bagi masyarakat Alor. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jenis-jenis Moko yang terdapat di Museum 1000 Moko dan sejarah serta fungsi sosial,budaya dan ekonomi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan kajian literatur. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan jenis moko yang terdapat di Museum 1000 Moko yaitu Moko dari etnis Pantar disebut Moko Pung, Moko dari etnis Kabola dan etnis Abui memiliki nama dan nilai yang berbeda karena dipengaruhi oleh penggunaan bahasa yang digunakan setiap kecamatan di kabupaten Alor berbeda. Koleksi Moko yang terdapat di museum ini berasal dari bangsa Dongson yang didatangkan melalui jalur perdagangan oleh bangsa tersebut. Kemudian diadopsi oleh masyarakat Alor sebagai benda pusaka yang memiliki fungsi sosial, budaya dan ekonomi yang tinggi.