<![CDATA[Proses pembelajaran saat ini tidak hanya menekankan pada pembelajaran satu arah dimana guru menerangkan sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Akan tetapi, proses pembelajaran saat ini menekankan pada pembelajaran aktif dimana siswa yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Salah satunya adalah kemampuan komunikasi matematis. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tabel, diagram atau bahasa lisan dalam mengekspresikan gagasan dan argument matematik dengan tepat, singkat dan logis. Dalam penelitian ini, terdapat suatu permasalahan yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa yang rendah. Hal tersebut terlihat dari hasil pretest berupa soal uraian yang dilaksanakan pada tahap pra siklus dimana pada jawaban tersebut siswa belum mampu menuliskan solusi dengan menggunakan istilah dan notasi matematika secara tepat, belum mampu menyajikan pendapatnya secara terstruktur dan siswa belum mampu menginterpretasikan ide matematika dalam bentuk yang lain, misal gambar atau persamaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas XI F SMAN 1 Nglames dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research (CAR). Setiap siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi dan refleksi. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan tes tertulis yang berupa soal pretest yang dilaksanakan pada tahap pra siklus dan soal posttest yang dilaksanakan pada tahap siklus 1 dan siklus 2. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas XI F SMAN 1 Nglames. Peningkatan tersebut terlihat dari hasil presentase ketuntasan nilai pretest dan nilai posttest yang diperoleh siswa pada tahap pra siklus dan tahap siklus 1 serta siklus 2 yaitu masing-masing sebesar 33,3%, 60% dan 80%.]]>
