Permasalahan pengelolaan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menjadi perhatian serius, terutama dengan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada tahun 2023 akibat kapasitas yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi manajemen isu yang diterapkan oleh pemerintah daerah dalam menangani krisis sampah. Sebagai provinsi dengan tingkat kunjungan wisata yang tinggi, DIY menghadapi tantangan besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, infrastruktur pengelolaan sampah yang terbatas, dan rendahnya kesadaran masyarakat. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi upaya hubungan masyarakat pemerintah dalam menyampaikan informasi, mendidik masyarakat, dan melibatkan pemangku kepentingan dalam solusi pengelolaan sampah. Penelitian ini juga menyoroti dimensi teknis, sosial, ekonomi, dan politik dari pengelolaan sampah, dengan menekankan pentingnya strategi holistik yang melibatkan pemerintah, LSM, sektor swasta, dan masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun telah dilakukan berbagai kampanye kesadaran dan regulasi, upaya tersebut sering kali gagal menghasilkan perubahan perilaku yang nyata atau menyediakan solusi yang berkelanjutan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen isu yang efektif memerlukan pendekatan terintegrasi yang menyelaraskan proses pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan. Langkah-langkah ini sangat penting untuk memulihkan citra Yogyakarta sebagai destinasi yang bersih dan berkelanjutan bagi penduduk dan wisatawan.