Kesenian Ludruk kini mulai dilupakan banyak orang terutama generasi muda. Kegiatan kajian budaya ini membahas tentang upaya pelestarian seni keaktoran Ludruk melalui metode Poris sebagai strategi menjaga eksistensi budaya lokal khususnya di Jawa Timur. Fokus kegiatan ini adalah membangun minat generasi muda terhadap seni Ludruk serta memperkuat konservasi budaya. Tujuan utama kegiatan ini adalah revitalisasi seni tradisional dengan pendekatan partisipatif. Metode Participatory Action Research (PAR) diterapkan dengan melibatkan seniman lokal sebagai narasumber dalam kajian budaya dan pelatihan interaktif. Hasil menunjukkan bahwa program ini berhasil menarik minat generasi muda, meningkatkan pemahaman mereka terhadap metode Poris, serta membuka peluang ekonomi kreatif. Kolaborasi antara akademisi dan seniman memperkuat regenerasi Ludruk dan menjadikannya lebih relevan dalam konteks seni modern. Meskipun ada tantangan seperti kurangnya pengetahuan awal peserta, pendekatan ini terbukti efektif dalam rangka menghidupkan kembali Ludruk sebagai bagian dari identitas budaya lokal.