Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Pengaruh Suhu dan Durasi Penyimpanan terhadap Indeks Yolk dan Albumen Telur Ismiraj, Muhammad Rifqi; Apriliyani, Lia; Garnida, Dani; Wulansari, Asri
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i1.61158

Abstract

Kualitas internal telur mengalami penurunan seiring waktu, dipengaruhi oleh suhu dan lama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai suhu dan durasi penyimpanan terhadap indeks kuning telur (IKT) dan indeks putih telur (IPT) pada telur ayam petelur strain ISA Brown. Sebanyak 240 butir telur dari ayam petelur berumur 20 minggu disimpan dalam dua kondisi suhu: suhu ruang (25–30 °C) dan suhu refrigerator (7 °C) dengan durasi penyimpanan yang bervariasi. Penyimpanan pada suhu ruang dilakukan selama 1, 5, 10, dan 15 hari, sedangkan penyimpanan dalam refrigerator dilakukan selama 1, 15, 30, dan 45 hari. IKT dan IPT diukur menggunakan prosedur standar, dan data dianalisis menggunakan ANOVA, uji lanjut Duncan, ukuran efek (partial eta-squared), regresi (dengan waktu sebagai prediktor kontinyu), MANOVA, dan analisis korelasi. Perlakuan berpengaruh signifikan terhadap IKT dan IPT (p < 0.05). Analisis ANOVA satu arah menunjukkan nilai partial eta-squared (ηp²) sebesar 0,888 untuk IKT dan 0,971 untuk IPT, yang menunjukkan bahwa perlakuan menjelaskan sebagian besar variasi yang terjadi. Analisis regresi menunjukkan bahwa penurunan IKT terjadi lebih cepat pada penyimpanan suhu ruang (slope ≈ −0,0102/hari) dibandingkan dengan penyimpanan di refrigerator (slope ≈ −0,0020/hari). MANOVA menunjukkan adanya pengaruh utama dan interaksi yang signifikan antara suhu dan durasi penyimpanan terhadap kedua indeks telur. Analisis korelasi menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat (r ≈ 0,986) antara IKT dan IPT di semua perlakuan. Suhu dan lama penyimpanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas telur, di mana penyimpanan dalam refrigerator secara signifikan memperlambat penurunan kualitas kuning dan putih telur. Hasil penelitian ini mendukung rekomendasi penyimpanan telur dalam kondisi dingin untuk mempertahankan kualitas telur dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pengaruh Lama dan Suhu Penyimpanan Terhadap Indeks Kualitas Telur Ayam Ras Fase Produksi Pertama Apriliyani, Lia; Garnida, Dani; Ismiraj, Muhammad Rifqi; Wulansari, Asri
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i1.61108

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lama dan suhu penyimpanan terhadap indeks kualitas telur ayam ras pada fase produksi pertama. Sebanyak 240 butir telur disimpan pada dua suhu berbeda, yaitu suhu ruang (25–30°C) dan suhu refrigerator (7°C), dengan variasi lama penyimpanan 1, 5, 10, dan 15 hari untuk suhu ruang, serta 1, 15, 30, dan 45 hari untuk suhu refrigerator. Parameter yang diamati meliputi indeks kuning telur (IKT) dan indeks putih telur (IPT), yang dianalisis menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu penyimpanan berpengaruh signifikan terhadap kualitas telur (P<0,05), di mana telur yang disimpan pada suhu ruang selama 15 hari mengalami penurunan IKT dan IPT masing-masing menjadi 0,277 dan 0,035. Sebaliknya, penyimpanan di suhu refrigerator (7°C) selama 45 hari mampu mempertahankan IKT dan IPT pada nilai 0,342 dan 0,057. Kondisi penyimpanan yang optimal untuk mempertahankan kualitas telur ditemukan pada penyimpanan selama 10 hari di suhu ruang dan 30 hari di suhu refrigerator, dengan nilai IKT masing-masing 0,360 dan 0,387, serta nilai IPT masing-masing 0,051 dan 0,078. Temuan ini menunjukkan bahwa penyimpanan di suhu refrigerator secara signifikan lebih efektif dalam mempertahankan kualitas telur dibandingkan penyimpanan pada suhu ruang, sehingga penting untuk menerapkan manajemen penyimpanan yang tepat guna menjaga kesegaran dan nilai gizi telur.