Anjani, Thifal
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Responsibility of the Board of Directors of Islamic Banking Regarding Unrecorded Mudharabah Deposits in Cash Account Reports Anjani, Thifal; Thalib, Prawitra
Media Iuris Vol. 8 No. 1 (2025): MEDIA IURIS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mi.v8i1.59448

Abstract

In sharia banking, Mudharabah deposits are known as banking products and are a form of investment for debtors and creditors. Mudharabah is an investment transaction from the capital owner, namely Shahibul Maal, to the Mudharib, or capital manager, to carry out certain business activities in line with sharia principles. In Mudharabah deposits, there is a profit-sharing principle used between Mudharib and Shahibul Maal. However, currently, problems have been discovered related to the deliberate act of not including records in the bank cash account transaction report documents for Mudharabah deposits. Mudharib argued on the basis of reducing the cash balance on the balance sheet due to the difference. Mudharabah deposits that are not recorded in the bank cash account transaction report document are a loss to Shahibul Maal as an investor because the funds that have been deposited are not recognized as savings. The problem that will be studied in this article relates to the directors’ responsibility for Mudharabah deposits, which are not recorded in the bank cash account transaction report document by the Mudharib. This research uses statutory, conceptual, and case approaches. The results of this research show that the directors are fully responsible for the losses experienced by Shahibul Maal on Mudharabah deposits that were not recorded in the banking cash account report carried out by the Mudharabah.
Analisis Yuridis terhadap Keabsahan Letter Of Credit sebagai Instrumen Pembayaran dalam Transaksi Ekspor-Impor di Indonesia Choirunnisa, Berlianityaputri Ramadhanty; Anjani, Thifal
Jurnal Hukum Lex Generalis Vol 6 No 1 (2025): Tema Hukum Internasional dan Perbandingan Hukum
Publisher : CV Rewang Rencang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56370/jhlg.v6i1.848

Abstract

Letter of Credit, often referred to as L/C, is one of the internationally recognized methods of payment in Indonesia. An L/C is a document that contains a guarantee from a bank, indicating that the buyer will fulfill the payment obligations as agreed upon, including the specified amount and payment deadline. In the event of the buyer's default, the bank will guarantee the payment. Unfortunately, the implementation of L/C in Indonesia has faced criticism and issues due to the lack of rigid regulations governing its use. The regulations regarding L/C are briefly mentioned in Government Regulation No. 1 of 1982 and Bank Indonesia Circular No. 26/34/ULN, but these regulations do not fully accommodate the application of L/C in Indonesia. Based on these grounds, the author intends to examine the validity of L/C in Indonesia based on the prevailing regulations and discuss the resolution of L/C disputes in Indonesia, given the lack of specific regulations concerning such matters.
Problematika Pemberian Kewenangan Izin Usaha Pertambangan Kepada Organisasi Masyarakat Keagamaan Laura Federova, Shinta; Mustika Prameswari, Ananda; Anjani, Thifal
Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik Vol. 5 No. 3 (2025): (JIHHP) Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora dan Politik
Publisher : Dinasti Review Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jihhp.v5i3.4433

Abstract

Tujuan dari kajian ini yakni untuk mengkaji ketentuan  yang  memungkinkan  organisasi  kemasyarakatan  (ormas) keagamaan untuk mendapatkan izin usaha pertambangan sebagaimaan diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara yang dimana hal tersebut bertentangan dengan UU No 3  Tahun  2020  Tentang  Pertambangan  Mineral  dan  Batubara. Persoalan pertambangan di Indonesia sejatinya selalu menuai pro dan kontra dalam dinamika kegiatan bisnis yang dijalankannya, selain karena tujuan pemanfaatan sumber daya alam untuk dikelola seluas-luasnya demi kebermanfaatan yang bersifat luas bagi masyarakat, tentu kegiatan eksplorasi ini menjadi salah satu kegiatan bisnis yang cukup diminati oleh berbagai kalangan pengusaha karena nilai keuntungan bisnis yang ditawarkannya. Kajian  ini  disusun  menggunakan  metode  yuridis  normatif,  yang  berarti  penelitian  dilaksanakan  dengan  menelaah  beragam  aturan  hukum  yang  bersifat  formal, seperti perundang-undangan dan literatur yang memuat konsep-konsep teoretis. Hasil kajian ini kemudian dikaitkan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam jurnal ini. Hasil penelitian dalam putusan ini yakni, meskipun terjadi tumpang tindih aturan PP Nomor 25 Tahun 2024 yang mengatur pemberian izin usaha pertambangan kepada organisasi masyarakat keagamaan dengan UU No. 3 tahun 2020, peraturan tersebut tetap berlaku. Pemerintah menetapkan bahwa Organisasi Kemasyarakatan dapat memperoleh izin usaha pertambangan dengan memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.