Dismenore dapat menimbulkan berbagai masalah bagi siswi perempuan, termasuk putus sekolah, keterbatasan aktivitas, penurunan prestasi akademik, serta gangguan psikologis seperti kurang konsentrasi, gangguan tidur, meningkatnya sensitivitas, dan mudah tersinggung. Pijat effleurage terbukti efektif dalam mengurangi nyeri akibat dismenore primer. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan terapi massage effleurage dan aromaterapi lavender kepada mahasiswi kebidanan tingkat 3 yang mengalami dismenore primer sebagai upaya untuk membantu mengurangi nyeri. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemberian massage effleurage dan aromaterapi lavender kepada tujuh responden. Dari 20 mahasiswi kebidanan tingkat 3 di Universitas Harapan Bangsa, hanya tujuh orang yang mengalami dismenore primer dan memiliki HPHT yang berdekatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan Desember hingga Januari di tempat tinggal masing-masing responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pembagian lembar penilaian skala nyeri sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) intervensi. Massage effleurage diberikan satu kali sehari, sementara aromaterapi lavender menggunakan alat humidifier selama 15 menit dan diulang dua kali sehari. Observasi dilakukan selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan massage effleurage dan pemberian aromaterapi lavender selama tiga hari, terjadi penurunan nyeri berdasarkan pengukuran skala nyeri. Rata-rata skor penurunan nyeri per hari adalah 2 pada hari pertama, 1,1 pada hari kedua, dan 0,2 pada hari ketiga. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terapi komplementer berupa massage effleurage dan aromaterapi lavender efektif dalam mengurangi nyeri dismenore primer pada mahasiswi kebidanan tingkat 3.