Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TAHAPAN PEKERJAAN STABILITAS LERENG DENGAN RETAINING WALL PADA PROYEK X Lenita, Helga; Leo, Edison
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 1, Februari 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i1.32503

Abstract

Slope stability is a crucial aspect in geotechnical engineering, especially in construction projects involving sloping land. This research addresses the slope stability stage with the application of a retaining wall, a structure that serves to prevent soil displacement and landslides. Slope modeling was performed using PLAXIS 8.6 software. For a slope with a grading of 1H:1.5V, a safety factor of 1.1760 was obtained. To improve stability, the slope was cut to 1H:1V, which gave a safety factor of 1.3720, which is considered safe only for temporary conditions. Furthermore, a temporary drainage system was implemented prior to retaining wall construction using bored piles designed to reach the andesite soil layer. After re-modeling the safety factor increased to 1.5258, indicating a suitable condition for the long term. The process ended with backfilling and implementation of a permanent drainage system. Based on Bowles (1993) and SNI 8460:2017 standards, the minimum safety factor for construction is 1.25 for minimum conditions and 1.3 for temporary conditions, and 1.5 for permanent conditions. The results showed that the application of retaining walls can significantly improve slope stability. ABSTRAK Stabilitas lereng merupakan aspek krusial dalam rekayasa geoteknik, terutama dalam proyek konstruksi yang melibatkan lahan miring. Penelitian ini membahas tahapan stabilitas lereng dengan penggunaan retaining wall, sebuah struktur yang berfungsi untuk mencegah pergeseran tanah dan longsor. Permodelan lereng dilakukan menggunakan perangkat lunak PLAXIS 8.6. Untuk lereng dengan kemiringan 1H:1.5V, menghasilkan faktor keamanan sebesar 1.1760. Untuk meningkatkan stabilitas, dilakukan pemotongan lereng menjadi 1H:1V, yang memberikan faktor keamanan 1.3720, yang dinilai aman hanya untuk kondisi sementara. Selanjutnya, sistem drainase sementara diterapkan sebelum konstruksi retaining wall menggunakan bored pile yang dirancang untuk mencapai lapisan tanah andesit. Setelah dilakukan pemodelan ulang faktor keamanan meningkat menjadi 1.5258, menunjukkan kondisi yang sesuai untuk jangka panjang. Proses diakhiri dengan backfilling dan penerapan sistem drainase permanen. Berdasarkan standar Bowles (1993) dan SNI 8460:2017, faktor keamanan minimum untuk konstruksi adalah 1.25 untuk kondisi minimum dan 1.3 untuk kondisi sementara, serta 1.5 untuk kondisi permanen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan retaining wall dapat meningkatkan stabilitas lereng secara signifikan.
KOMPARASI AKSIAL TIANG PANCANG DENGAN METODE EMPIRIS DAN INTEPRETASI LOADING TEST PROYEK DI DUA LOKASI Lenita, Helga; Prihatiningsih, Aniek; Leman, Sunarjo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.34157

Abstract

Driven pile foundations are critical structural elements that transfer loads from superstructures to deeper soil layers with sufficient bearing capacity. In geotechnical engineering practice, the axial bearing capacity of piles can be estimated through empirical approaches or interpreted from results of static axial load testing. This study aims to compare the axial bearing capacity calculated using empirical methods (Meyerhof, Vesic, and O’Neill & Reese for Qp; Tomlinson for Qs) with the interpreted results from static load tests using the Chin and Mazurkiewicz methods. The analysis was conducted at two project sites - Palembang and Malinau - both characterized by cohesive soil profiles. The results indicate that in Palembang, the deviation between empirical methods and interpreted values ranges from 58% to 65%, reflecting a significant difference. Conversely, in Malinau, the deviation is smaller, ranging from 6% to 32%, suggesting that the empirical predictions are relatively closer to the field test results. Among the three empirical methods evaluated, Vesic’s + Tomlinson demonstrated the lowest deviation from the interpreted values at both locations, making it the most accurate empirical approach in this study. These findings highlight the importance of validating empirical calculations with field data to ensure safe and efficient pile foundation design Abstrak Fondasi tiang pancang merupakan elemen struktur bawah yang berperan penting dalam menyalurkan beban struktur atas ke lapisan tanah yang memiliki daya dukung memadai. Dalam praktik rekayasa geoteknik, perhitungan daya dukung aksial tiang dapat dilakukan melalui pendekatan empiris maupun interpretatif berdasarkan hasil uji pembebanan aksial tekan statik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil perhitungan daya dukung aksial menggunakan metode empiris (Meyerhof, Vesic, serta O’Neill & Reese untuk Qp​; Tomlinson untuk Qs) dengan hasil interpretasi uji beban menggunakan metode Chin dan Mazurkiewicz. Studi dilakukan pada dua lokasi proyek, yaitu Palembang dan Malinau, yang keduanya memiliki karakteristik tanah kohesif. Hasil analisis menunjukkan bahwa di lokasi Palembang, deviasi antara hasil empiris dan interpretasi berada pada kisaran 57.85% hingga 65.81%, mengindikasikan adanya perbedaan yang cukup besar. Sementara itu, di lokasi Malinau, deviasi tercatat lebih kecil, yaitu antara 6.39% hingga 31.56%, menandakan hasil empiris relatif mendekati hasil uji lapangan. Dari ketiga metode empiris yang diuji, Vesic’s + Tomlinson menunjukkan deviasi terkecil terhadap hasil interpretasi di kedua lokasi, menjadikannya sebagai pendekatan empiris paling akurat dalam studi ini. Temuan ini menegaskan pentingnya validasi perhitungan empiris dengan data uji lapangan untuk menghasilkan desain fondasi yang aman dan efisien.