This study applies the value engineering method to determine the optimal wall material for a two-story residential project in Muara Karang, North Jakarta. In this study, high-cost work items were identified using a cost model and a Pareto Diagram. The primary focus of the analysis is on wall construction, one of the significant components influencing the overall cost of the project. The following wall material alternatives were evaluated using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method: red brick, black pressed concrete block, and lightweight brick. The evaluation criteria include construction cost, material weight, fire resistance, and material durability within the long term. The results of the AHP analysis show that black pressed concrete blocks are the most efficient alternative, achieving the highest score and offering a cost saving of 13.23% compared to the initial design using red brick. Additionally, a Life Cycle Costing (LCC) analysis with a Net Present Value (NPV) approach was conducted, revealing minimal cost differences between the two proposed alternatives. Abstrak Penelitian ini menerapkan metode rekayasa nilai untuk menentukan material dinding yang optimal pada proyek rumah tinggal dua lantai di Muara Karang, Jakarta Utara. Dalam penelitian ini, item pekerjaan dengan kontribusi biaya tinggi diidentifikasi menggunakan cost model dan Diagram Pareto. Fokus utama dari analisis adalah pada pekerjaan dinding, salah satu komponen dengan pengaruh besar terhadap biaya keseluruhan proyek. Alternatif material dinding berikut dievaluasi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada penelitian ini: bata merah, batako hitam press, dan bata ringan. Kriteria evaluasi yang digunakan mencakup biaya konstruksi, berat material, ketahanan api, serta ketahanan material dalam jangka panjang. Hasil dari analisis AHP menunjukkan bahwa batako hitam press merupakan alternatif yang paling efisien, dengan memperoleh skor tertinggi dan menawarkan penghematan biaya sebesar 13,23% dibandingkan dengan desain awal yang menggunakan bata merah. Selain itu, dilakukan analisis Life Cycle Costing (LCC) dengan pendekatan Net Present Value (NPV), yang menghasilkan perbedaan biaya minim antara kedua alternatif yang ditawarkan.