Budaya lokal memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan praktik keberagamaan suatu komunitas, termasuk dalam konteks kekristenan di Indonesia. Di tengah kuatnya pengaruh budaya tradisional, gereja seringkali menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai iman dengan kearifan lokal tanpa mengorbankan kemurnian ajaran Alkitab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya lokal terhadap pertumbuhan iman dan partisipasi jemaat dalam pelayanan gereja, dengan studi kasus di Jemaat Gekisia Tanjung, Desa Teluk Runjai. Metode yang digunakan adalah mixed methods (metode campuran), yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara, observasi partisipatif, dan analisis dokumen guna mengeksplorasi dinamika budaya dan spiritual jemaat. Sementara itu, pendekatan kuantitatif diterapkan melalui penyebaran kuesioner kepada 62 responden dari 80 anggota jemaat dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar jemaat (64,52%) memahami budaya lokal, dan 80,65% aktif terlibat dalam pelayanan gereja. Sebanyak 83,87% responden menyatakan bahwa budaya lokal membantu mereka memahami nilai-nilai iman Kristen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya lokal dapat menjadi sarana kontekstualisasi iman Kristen yang efektif apabila disaring melalui nilai-nilai Alkitab. Dengan demikian, pendekatan teologi kontekstual menjadi penting dalam menjawab tantangan dan peluang pelayanan gereja di tengah masyarakat berbudaya.