Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Binatang yang Keluar dari dalam Laut: Pendekatan Teologi Biblika Terhadap Wahyu 13:1 Nababan, Jekson Sharon; Kansil, Dicky
Lentera: Multidisciplinary Studies Vol. 3 No. 1 (2024): Lentera: Multidisciplinary Studies
Publisher : Publikasiku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/lentera.v3i1.127

Abstract

Pentingnya simbolisme dalam literatur apokaliptik, khususnya dalam menggambarkan kekuatan-kekuatan duniawi yang menentang kedaulatan Allah. Kitab Wahyu ditulis dalam konteks penganiayaan umat Kristen oleh kekaisaran Romawi, yang menjadikan simbol binatang relevan sebagai representasi kekuasaan dunia yang menindas umat Allah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna teologis dari binatang yang keluar dari laut dalam Wahyu 13:1 melalui pendekatan teologi biblika. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutik, bertujuan menggali makna simbolik binatang ini dalam konteks sejarah dan teologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa binatang dalam Wahyu 13:1 melambangkan kekuatan duniawi yang berlawanan dengan Allah dan berusaha menindas gereja. Simbol ini juga menjadi peringatan bagi umat Kristen untuk tetap teguh dalam iman menghadapi kekuasaan duniawi yang sementara. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang simbolisme apokaliptik dalam Wahyu, memperlihatkan bahwa kekuatan duniawi yang kuat sekalipun akan tunduk pada penghakiman ilahi pada akhirnya.
Binatang yang Keluar dari dalam Laut: Pendekatan Teologi Biblika Terhadap Wahyu 13:1 Nababan, Jekson Sharon; Kansil, Dicky
Lentera: Multidisciplinary Studies Vol. 3 No. 1 (2024): Lentera: Multidisciplinary Studies
Publisher : Publikasiku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/lentera.v3i1.127

Abstract

Pentingnya simbolisme dalam literatur apokaliptik, khususnya dalam menggambarkan kekuatan-kekuatan duniawi yang menentang kedaulatan Allah. Kitab Wahyu ditulis dalam konteks penganiayaan umat Kristen oleh kekaisaran Romawi, yang menjadikan simbol binatang relevan sebagai representasi kekuasaan dunia yang menindas umat Allah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna teologis dari binatang yang keluar dari laut dalam Wahyu 13:1 melalui pendekatan teologi biblika. Metode yang digunakan adalah studi deskriptif kualitatif dengan pendekatan hermeneutik, bertujuan menggali makna simbolik binatang ini dalam konteks sejarah dan teologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa binatang dalam Wahyu 13:1 melambangkan kekuatan duniawi yang berlawanan dengan Allah dan berusaha menindas gereja. Simbol ini juga menjadi peringatan bagi umat Kristen untuk tetap teguh dalam iman menghadapi kekuasaan duniawi yang sementara. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang simbolisme apokaliptik dalam Wahyu, memperlihatkan bahwa kekuatan duniawi yang kuat sekalipun akan tunduk pada penghakiman ilahi pada akhirnya.
Kajian Biblis terhadap Praktek Ramal Digital Berdasarkan Ulangan 18:10–14 Nababan, Jekson Sharon; Budi Yosef, Hery
Journal of Comprehensive Science Vol. 4 No. 5 (2025): Journal of Comprehensive Science (JCS)
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jcs.v4i5.3175

Abstract

Fenomena ramal digital berkembang pesat di era teknologi informasi. Melalui aplikasi, media sosial, dan platform daring lainnya, praktik ramalan memasuki ruang privat manusia modern secara halus namun intens. Penelitian ini bertujuan mengkaji praktik ramal digital dalam terang Ulangan 18:10–14 untuk menunjukkan bagaimana teks tersebut memberikan prinsip-prinsip teologis yang relevan dalam menilai praktik kontemporer ini. Dengan menggunakan pendekatan eksegesis dan analisis kontekstual, penelitian ini menelaah makna larangan terhadap praktek-praktek okultisme dalam teks tersebut dan membandingkannya dengan bentuk-bentuk digital masa kini. Kesimpulan dari kajian ini menggarisbawahi bahwa sekalipun berwujud modern, ramal digital tetap merupakan bentuk perlawanan terhadap otoritas Allah dan perlu direspons dengan pendidikan iman digital yang sehat.
Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Pertumbuhan Ima dan Partisipasi Jemaat Dalam Pelayanan Gereja: Studi di Jemaat Gekisia Tanjung Nababan, Jekson Sharon; Sahat Silaban, Guntur Hamonangan
Jurnal Sosial Teknologi Vol. 5 No. 10 (2025): Jurnal Sosial dan Teknologi
Publisher : CV. Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsostech.v5i10.32464

Abstract

Budaya lokal memainkan peran penting dalam membentuk identitas dan praktik keberagamaan suatu komunitas, termasuk dalam konteks kekristenan di Indonesia. Di tengah kuatnya pengaruh budaya tradisional, gereja seringkali menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai iman dengan kearifan lokal tanpa mengorbankan kemurnian ajaran Alkitab. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya lokal terhadap pertumbuhan iman dan partisipasi jemaat dalam pelayanan gereja, dengan studi kasus di Jemaat Gekisia Tanjung, Desa Teluk Runjai. Metode yang digunakan adalah mixed methods (metode campuran), yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara, observasi partisipatif, dan analisis dokumen guna mengeksplorasi dinamika budaya dan spiritual jemaat. Sementara itu, pendekatan kuantitatif diterapkan melalui penyebaran kuesioner kepada 62 responden dari 80 anggota jemaat dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar jemaat (64,52%) memahami budaya lokal, dan 80,65% aktif terlibat dalam pelayanan gereja. Sebanyak 83,87% responden menyatakan bahwa budaya lokal membantu mereka memahami nilai-nilai iman Kristen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa budaya lokal dapat menjadi sarana kontekstualisasi iman Kristen yang efektif apabila disaring melalui nilai-nilai Alkitab. Dengan demikian, pendekatan teologi kontekstual menjadi penting dalam menjawab tantangan dan peluang pelayanan gereja di tengah masyarakat berbudaya.
Eksposisi Teologis Kolose 2:8–10 Terhadap Sinkretisme Iman di Kalangan Masyarakat Kristen Desa Teluk Runjai Nababan, Jekson Sharon
Jurnal Inovasi Global Vol. 3 No. 11 (2025): Jurnal Inovasi Global
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jig.v3i11.457

Abstract

The phenomenon of faith syncretism is still a challenge for churches in various cultural contexts, including in Teluk Runjai Village, West Kalimantan. Although most people have embraced Christianity, belief in spirits, shamans, and spiritual customs has persisted. This study aims to examine these dynamics through the theological exposition of Colossians 2:8–10 and analyze them in the context of contextual evangelical theology. The research approach used was a qualitative case study, with data collection through in-depth interviews, participatory observations, and documentation of 4 participants representing Christians, church leaders, and indigenous leaders. The data were analyzed thematically-reflectively to find patterns of faith meaning, spiritual fear, and religious experiences of the community. The results of the study reveal four main themes: fear of dark powers, the role of shamans as spiritual mediators, conflicts between faith and customs, and a new awareness of the power of Christ. These findings show that faith syncretism in Runjai Bay stems not only from doctrinal errors, but also from the absence of contextual theological ministry. Theoretically, this study expands the contextual evangelical theological discourse and offers a text-based model of faith transformation of Colossians 2:8–10; Practically, this research encourages the church to develop faith-building ministries that free people from spiritual fear and affirm faith in the power of Christ.