Rendahnya pencatatan ELSIMIL pada calon pengantin di Indonesia berdampak pada beberapa masalah, diantaranya terhambatnya upaya pencegahan stunting, meningkatkan potensi angka stunting, memicu masalah kesehatan lainnya seperti anemia pada ibu, kekurangan gizi dan persalinan premature, melemahnya program pemerintah dalam pencegahan stunting. Di Kabupaten Pesawaran dari 612 calon pengantin yang ada, hanya 22% calon pengantin yang tercatat dalam aplikasi ELSIMIL. Tujuan penelitian, menganalisis faktor penghambat pencatatan ELSIMIL, dengan variabel independen pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, peran tokoh masyarakat, akses informasi dan motivasi calon pengantin. Jenis penelitian kuantitatif desain cross sectonal. Subjek penelitian seluruh calon pengantin di kecamatan Gedong Tataan (Perkotaan), Way Ratai (Pegunungan) dan Teluk Pandan (Pesisir) Kabupaten Pesawaran dengan jumlah 142 orang. Sampel penelitian sejumlah 105 responden. Teknik sampling proportional random sampling. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Hasil menunjukkan ada hubungan pengetahuan (p-value 0,020), dukungan keluarga (p-value 0,037), dukungan petugas kesehatan (p-value 0,000), peran tokoh masyarakat (p-value 0,033), akses informasi (p-value 0,010) dan motivasi calon pengantin (p-value 0,016) dengan pencatatan ELSIMIL. Variabel dukungan petugas kesehatan paling dominan dengan (p-value 0,000) dan OR 5.704. Diharapkan Membentuk tim pendukung yang terdiri dari petugas kesehatan, KUA, dan tokoh masyarakat untuk membantu dalam proses pencatatan ELSIMIL di terutama daerah terpencil.