Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar/tinggi kemampuan berpikir kreatif peserta didik melalui penerapan model Creative Problem Solving (CPS) kelas XI SMA Negeri 1 Tellu Siattinge pada materi pokok termokimia. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIA2 yang berjumlah 31 orang. Subjek ini diajar dengan menggunakan model Creative Problem Solving. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif proses (observasi dilakukan selama proses pembelajaran) dan produk (hasil belajar). Data hasil penelitian diperoleh dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif proses dan nilai tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif produk. Disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif proses peserta didik adalah 27.09% dikategorikan sangat rendah. Aspek dan persentase indikator kemampuan berpikir kreatif proses sebagai berikut : 1) Berpikir lancar (Fluency) memiliki persentase sebesar 21.80% dengan kategori sangat rendah, 2) Berpikir luwes (Flexibility) memiliki persentase sebesar 17.42% dengan kategori sangat rendah, 3) Berpikir asli (Originality) memiliki persentase sebesar 9.68% dengan kategori sangat rendah dan 4) Berpikir merinci (Elaboration) memiliki persentase sebesar 12.58% dengan kategori sangat rendah. Sedangkan rata-rata kemampuan berpikir kreatif produk peserta didik adalah 62.43% dikategorikan sedang. Aspek dan persentase kemampuan berpikir kreatif proses peserta didik yaitu: 1) Berpikir lancar (Fluency) memiliki persentase 89.67% dengan kategori sangat tinggi, 2) Berpikir asli (originality) memiliki persentase 63.22% dengan kategori sedang, 3) Berpikir luwes (Flexibility) memiliki persentase sebesar 70.16% dengan kategori tinggi dan 4) Berpikir merinci (Elaboration) memiliki persentase sebesar 49.78% dengan kategori rendah.