Teknik budidaya bawang merah yang umum dilakukan oleh petani di Kabupaten Brebes dan sekitarnya antara lain dalam pembuatan parit antar bedengan dengan lebar parit 50 cm. dan kedalaman parit 60 – 70 cm. Dengan kedalaman parit 60 – 70 cm., maka petani harus mengeluarkan biaya pengolahan tanah yang relatif besar dan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tanah adalah dengan pupuk organik, sehingga dapat menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : Mengetahui respon morfo-fisiologi tanaman bawang merah pada perlakuan variasi kedalaman parit, dosis pupuk organik dan frekuensi penyiraman serta mengetahui adanya interaksi antara variasi kedalaman parit dan frekuensi penyiraman yang diujikan dilihat dari variabel pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian dilakukan di Desa Pulosari Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes selama tiga bulan (April sampai dengan Juni 2020). Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Split Plot Dsign) dengan rancangan dasar RAKL dan diulang 3 (tiga) kali. Faktor yang dicoba adalah : 1. Petak Utama : Kedalaman Parit (P) : P1 = 30 cm., P2 =50 cm. dan P3 = 70 cm. 2. Anak Petak : Pupuk Organik (O) : O1= 0 ton/ha, O2 = 17,5 ton/ha dan O3 = 35 ton/ha. Anak-anak Petak : Frekuensi Penyiraman (F) : F1 : 1 kali sehari dan F2 : 2 kali sehari.  Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam pada taraf kesalahan 5 %, apabila terjadi perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan : Kadar lengas tanah tertinggi pada interaksi perlakuan kedalaman parit 70 cm, pupuk organik 35 ton/ha dan frekuensi penyiraman dua kali sehari (P3O3F2) (38,55 mm.10 cm-1).         Kata Kunci: Bawang merah, Kedalaman parit, Pupuk organik, Frekuensi penyiraman, morfo-fisiologi.