Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Application of Inheritance Law in Minangkabau According to Islamic Law Rahmadanil; Zuwanda, Rifka
Jurnal Hukum Islam Vol 19 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v19i2.5087

Abstract

The majority of Minangkabau people give heirloom to their daughters, not to their sons. The heirloom that is passed down from generation to generation becomes a high heirloom, while the heirloom resulting from the work of parents becomes a low heirloom. High heirloom and low heirloom are different from the division of inheritance law in Islam. High heirloom is intended for daughters, low heirloom has the right of a sons in it (handed over to uncle as head of heirloom and he is responsible for the mandate given by parents). This empirical juridical research obtained data from document studies, interviews, and questionnaires. The results of the study show that Minangkabau society still uphold Islamic law because the guidelines in the application of inheritance distribution are sourced from sharia law, but the terms are different. In practice, high heirloom and low heirloom are on the same line as the inheritance law material. No one is harmed in its application, in accordance with the provisions stipulated by custom or Islamic law.
Hubungan Karakteristik Inseminator Terhadap Keberhasilan Inseminasi Buatan di Kabupaten Sijunjung: The Relationship of Inseminator Characteristics to The Success of Artificial Insemination in Sijunjung District Rahmadanil; Elisia, Rini; Jamarun, Novirman
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 7 No. 2 (2024): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v7i2.48

Abstract

Salah satu faktor penentu keberhasilan inseminasi buatan adalah adanya inseminator sebagai pelaksana inseminasi. Keterampilan dan keahlian inseminator dalam mendeteksi estrus, sanitasi peralatan, penanganan semen beku, pencairan semen, dan kemampuan melakukan inseminasi akan menentukan keberhasilan inseminasi buatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan inseminasi buatan berdasarkan karakteristik (internal dan eksternal) inseminator di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode survei, dimana data primer diperoleh dari wawancara terhadap 10 orang inseminator aktif di Kabupaten Sijunjung yang berjumlah 2.713 akseptor. Analisis data menggunakan uji F untuk melihat pengaruh variabel secara simultan dan uji T parsial untuk melihat pengaruh masing-masing variabel. Parameter pengamatannya adalah karakteristik internal inseminator yang meliputi: masa kerja, intensitas pelatihan, tanggung jawab, ketelitian, kemampuan mengelola semen beku dan deteksi estrus. Ciri-ciri eksternal inseminator antara lain: jarak pelayanan, fasilitas pendukung, sanitasi peralatan, kondisi posko IB dan imbalan sukarela. Hasil penelitian menunjukkan nilai S/C sebesar 1,91 dan karakteristik internal inseminator meliputi masa kerja, tanggung jawab, ketelitian, kemampuan mengelola semen beku dan deteksi estrus mempunyai pengaruh yang signifikan (P kecil dari 0,05) terhadap keberhasilan IB dan intensitas pelatihan tidak berpengaruh atas keberhasilan IB. Karakteristik eksternal inseminator yang meliputi jarak pelayanan, sarana penunjang dan sanitasi peralatan terbukti berpengaruh nyata (p kecil dari 0,05) terhadap keberhasilan IB, sedangkan kondisi posko IB dan imbalan sukarela tidak berpengaruh nyata (p besar dari 0,05) terhadap keberhasilan IB. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat keberhasilan IB di Kabupaten Sijunjung termasuk dalam kategori baik dengan nilai S/C sebesar 1,91 dan karakteristik internal dan eksternal inseminator mempengaruhi keberhasilan IB di Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, Indonesia.