<![CDATA[Civil servants (Pegawai Negeri Sipil or PNS) are required to adhere to the code of ethics and exhibit ethical behavior to maintain public trust in the institution. However, some PNS, including those in the Ministry of Finance, engage in unethical behavior. Performance data for the year 2023 indicates a decline in the Integrity Assessment Index from 87.86 in 2021 to 82.69 in 2022, posing a threat to public confidence in the institution. Despite the presence of high compensation, this situation still demands serious attention. This study aims to assess the influence of compensation and work-life balance on the ethical behavior of employees at the Regional Office of the Directorate General of Taxes for East Java III. Involving 108 respondents from a population of 146 employees, this research employs an explanatory research method with a quantitative approach. The analysis results demonstrate that compensation has a significant positive partial effect on employee behavior, while work-life balance does not have a significant partial impact on their ethical behavior. These findings highlight the importance of providing adequate compensation as an incentive to motivate ethical behavior among civil servants. Although work-life balance is also important, this study indicates that in this context, its influence is not significant on ethical behavior. Therefore, the government and relevant agencies should consider strategies to enhance employee compensation to uphold integrity and ethics in public service. This will help restore public trust in government institutions. Abstrak Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus mematuhi kode etik dan bersikap etis untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi. Namun, beberapa PNS, termasuk di Kementerian Keuangan, terlibat dalam perilaku tidak etis. Data kinerja tahun 2023 menunjukkan penurunan Indeks Penilaian Integritas dari 87,86 (2021) menjadi 82,69 (2022), yang mengancam kepercayaan masyarakat pada institusi tersebut. Meskipun ada kompensasi yang tinggi, situasi ini tetap memerlukan perhatian serius. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh kompensasi dan work-life balance terhadap perilaku etis pegawai di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur III. Dengan melibatkan 108 responden dari populasi sebanyak 146 pegawai, penelitian ini menggunakan metode explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap perilaku pegawai, sedangkan work-life balance tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap perilaku etis mereka. Hasil ini menyoroti pentingnya pemberian kompensasi yang memadai sebagai insentif untuk memotivasi perilaku etis di kalangan PNS. Meskipun work-life balance juga penting, penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konteks ini, pengaruhnya tidak signifikan terhadap perilaku etis. Oleh karena itu, pemerintah dan instansi terkait harus mempertimbangkan strategi untuk meningkatkan kompensasi pegawai guna menjaga integritas dan etika dalam layanan publik. Hal ini akan membantu memulihkan kepercayaan masyarakat pada lembaga pemerintahan.]]>
