Astuti, Neneng Windi
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Hubungan Kunjungan Antenatal Care dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah: Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Godean II Sleman, DIY Astuti, Neneng Windi; Astuti, Dhesi Ari
Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol. 4 No. 01 (2025): Buletin Ilmu Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : The Indonesian Institute of Science and Technology Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56741/bikk.v4i01.693

Abstract

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, merupakan masalah kesehatan yang berkontribusi terhadap angka kematian bayi. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan BBLR antara lain paritas, jarak kehamilan sebelumnya, status gizi, usia ibu, dan kunjungan antenatal care (ANC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kunjungan ANC dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Godean II. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik secara retrospektif dan desain kasus-kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 subjek, terdiri dari 25 kelompok kasus dan 25 kelompok kontrol dengan rasio 1:1. Uji chi-square menunjukkan nilai P = 0,000 (<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kunjungan ANC dan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Godean II. Nilai Odds Ratio (OR) yang diperoleh adalah 3,778 (CI: 2,157 – 6,615), yang menunjukkan bahwa risiko kejadian BBLR 3,778 kali lebih besar pada ibu yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 6 kali dibandingkan dengan ibu yang melakukan kunjungan ANC lebih dari 6 kali.  Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kunjungan ANC dan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Godean II. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi tenaga kesehatan, peneliti, dan pembuat kebijakan dalam menekankan pentingnya pelayanan ANC yang berkualitas dengan standar minimal yang harus dipenuhi.