High workload that contributes to increased employee work stress is a problem that can have an impact on employee turnover intention. This study aims to determine the effect of workload on turnover intention through work stress as a mediating variable in employees. This study uses a quantitative approach using a questionnaire. The research sample consisted of 108 employees selected using a simple random sampling technique. Data analysis was carried out using the classical assumption test and multiple linear regression using IBM SPSS. The results showed that workload had a positive and significant effect on turnover intention with work stress as a mediating variable. The Adjusted R Square value of 0.836 indicates that the workload (X) and work stress (M) variables contributed 83.6% to turnover intention. The implication of this study can be used to manage the distribution of workload more efficiently so that employee work stress can be controlled so that it can reduce the level of turnover intention. Tingginya beban kerja yang berkontribusi terhadap peningkatan stres kerja karyawan menjadi permasalahan yang dapat berdampak pada intensi turnover karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja terhadap intensi turnover melalui stres kerja sebagai variabel mediasi pada karyawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Sampel penelitian berjumlah 108 karyawan yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan regresi linear berganda menggunakan IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi turnover dengan stres kerja sebagai variabel mediasi. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,836 yang menunjukkan bahwa variabel beban kerja (X) dan stres kerja (M) memberikan kontribusi sebesar 83,6% terhadap intensi turnover. Implikasi dari penelitian ini, dapat digunakan untuk mengelola distribusi beban kerja secara lebih efisien agar stres kerja karyawan dapat dikontrol sehingga dapat menekan tingkat intensi turnover.