Penelitian ini didorong oleh pengamatan bahwa sejumlah besar siswa di sekolah masih kurang termotivasi untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan jasmani dan kesehatan. Khususnya di SD Kartika, pelaksanaan pendidikan jasmani dan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai macam sumber. Dalam hal program pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, antara lain, guru sering kali kurang memiliki kompetensi untuk merencanakannya. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di kelas V SD Plus Jabal Rahmah Mulia; 2) untuk mengetahui tingkat motivasi yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran pada model klasikal; dan 3) untuk mengetahui perbandingan motivasi siswa pada model klasikal dan model permainan kecil. Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, populasi terdiri dari dua ratus anak yang terdaftar di kelas lima SD Plus Jabal Rahmah Mulia. Ukuran sampel untuk penelitian ini adalah lima puluh orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportionate random sampling. Berdasarkan hasil temuan, ditentukan bahwa 51,2% siswa termotivasi untuk belajar dengan menggunakan paradigma klasik. Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi Motivasi Belajar Siswa untuk Model Klasikal adalah cukup, sedangkan klasifikasi Motivasi Belajar Siswa untuk Model Permainan Kecil adalah 73,4%. Jika membandingkan Motivasi Siswa pada Model Klasikal dengan kategori cukup dengan Model Permainan Kecil pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kelas V SD Plus Jabal Rahmah Mulia, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya. Hal ini menunjukkan bahwa Model Permainan Kecil berada pada klasifikasi baik. Dengan demikian Model Permainan Kecil berada pada klasifikasi baik.