ABSTRAK Budidaya ikan air tawar merupakan salah satu sektor strategis dalam mendukung peningkatan ekonomi masyarakat pesisir serta ketahanan pangan lokal. Keberhasilan budidaya sangat ditentukan oleh kualitas air yang menjadi media hidup ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis parameter kualitas air dan tingkat kelembapan yang berkaitan dengan produktivitas budidaya ikan lele (Clarias Gariepinus) di Kelompok Saetu Asi, Desa Tugalagawu, Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat. Penelitian dilakukan melalui observasi lapangan jangka panjang dengan menggunakan instrumen digital untuk mengukur berbagai parameter kualitas air, seperti suhu, pH (derajat keasaman), oksigen terlarut, dan kadar amonia. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa lelei pH, suhu, dan oksigen terlarut berada dalam kisaran optimal untuk pertumbuhan ikan lele. Namun demikian, kadar amonia terdeteksi mendekati ambang batas yang direkomendasikan. Produktivitas ikan lele, yang diukur berdasarkan pertumbuhan harian dan tingkat kelangsungan hidup, mencapai rata-rata 1,2 gram per hari dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 78%. Ditemukannya kadar amonia yang cukup tinggi diduga menjadi salah satu faktor utama yang membatasi peningkatan produktivitas tersebut. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa kualitas air, khususnya kadar amonia, berperan signifikan terhadap produktivitas harian ikan lele. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengelolaan dan pengendalian kualitas air secara ketat untuk menunjang keberlanjutan budidaya serta mendukung pengembangan potensi perikanan air tawar sebagai bagian dari sektor pariwisata lokal di wilayah tersebut. Kata kunci: budidaya ikan lele, kualitas air, kadar amonia, produktivitas ikan, oksigen terlarut