Abstrak. Pembelajaran entomologi yang dilaksanakan di sekolah menengah maupun perguruan tinggi menggunakan spesimen serangga sebagai objek atau media pembelajaran. teknik pengawetan yang jamak digunakan tidak dapat menjamin spesimen serangga bertahan lama. Hal tersebut berdampak pada visualiasi spesimen yang terkadang mengalami perubahan, seperti perubahan ukuran dan warna. Hal tersebut berakibat pada kurangnya kecakapan mahasiswa ketika dihadapkan pada permasalahan di lapangan. Penelitian dilaksanakan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada bulan Juni 2024 – Oktober 2024. Penelitian desain pendidikan dimulai dengan pembuatan awetan serangga berbasis resin, penilaian kualitas awetan menggunakan skala likert, dan validasi ahli. peningkatan konsentrasi katalis tidak menyebabkan pengaruh terhadap kualitas spesimen secara kumulatif. Validasi ahli materi dan ahli media menunjukan bahwa pengembangan media pembelajaran awetan serangga berbasis resin tergolong sangat layak dengan persentase 91,4% dan 95%. Abstract. Entomology learning carried out in high schools and universities uses insect specimens as objects or learning media. Commonly used preservation techniques cannot guarantee that insect specimens will last long. This has an impact on the visualization of specimens, which sometimes change, such as changes in size and color. This results in a lack of student skills when faced with problems in the field. The research was conducted at the National Development University "Veteran" East Java in June 2024 - October 2024. Educational design research began with the manufacture of resin-based insect preservation, assessment of the quality of preservation using a Likert scale, and expert validation. Increasing the concentration of catalyst did not affect the cumulative quality of the specimen. Validation by material experts and media experts showed that the development of resin- based insect preservation learning media was classified as very feasible with a percentage of 91.4% and 95%.