Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rasio Lingkar Pinggang Panggul, Asupan Serat, Betakaroten dengan Kadar Gula Darah: A Cross Sectional Study Tanuwijaya, Rani Rahmasari; Hutabarat, Setyowati Erineta; Manggabarani, Saskiyanto
Jurnal Dunia Gizi Vol 7, No 1 (2024): Edisi Juni
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdg.v7i1.6250

Abstract

Pendahuluan: Diabetes Melitus merupakan kondisi dimana tubuh seseorang memiliki kadar gula darah yang melebihi batas normal. Faktor yang mempengaruhi diabetes melitus salah satunya adalah, asupan makan dan kelebihan berat badan. Konsumsi lemak yang tinggi dapat meningkatkan rasio lingkar pinggang panggul yang selanjutnya berhubungan dengan kadar gula darah. Asupan serat dan betakaroten yang baik juga mempengaruhi penurunan kadar gula darah.Tujuan: Menganalisis hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul, asupan serat dan asupan betakaroten dengan kadar gula darah pada Guru Sekolah Dasar. Metode dan Sampel; Desain penelitian ini adalah cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 120 guru di wilayah kecamatan Cilandak. Teknik pengambilan menggunakan purposive sampling dengan kriteria inklusi adalah guru SD yang bekerja di wilayah kecamatan Cilandak, berusia 25-60 tahun, bersedia menjadi responden dan tidak berpuasa. Adapun kriteria eksklusi yaitu responden tidak menyetujui untuk berpartisipasi, memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, serta mengonsumsi obat penurun kadar glukosa darah. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio lingkar pinggang panggul, asupan serat dan betakaroten serta kadar gula darah yang diuji menggunakan uji korelasi spearman. Hasil: Sebanyak 68% responden memiliki rasio lingkar pinggang panggul tidak normal. Sebagian besar responden memiliki asupan serat yang kurang kurang yaitu sebesar 88%. Sebanyak 92% responden memiliki asupan betakaroten yang kurang. Sebesar 100% responden memiliki kadar gula darah sewaktu normal. Hasil uji korelasi spearman menunjukkan rasio lingkar pinggang panggul (p=0,098), asupan serat (p=0,245), asupan betakaroten (p=0,392) dengan kadar gula darah. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul, asupan serat, dan betakaroten dengan kadar gula darah.Kata Kunci: Betakaroten, Serat, Kadar Gula Darah, Rasio Lingkar Pinggang Panggul.
Subtitusi Tepung Daun Kelor Terhadap Kandungan Gizi dan Kerenyahan Brownies Crispy Sebagai Pangan Fungsional Anemia Tanuwijaya, Rani Rahmasari; Hutabarat, Setyowati Erineta
Journal of Nursing and Health Science Vol. 4 No. 1 (2024): Edisi Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58730/jnhs.v3i2.216

Abstract

Latar belakang: Anemia defisiensi zat besi masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama pada remaja putri dan wanita usia subur. Upaya pencegahan melalui pengembangan pangan fungsional berbasis bahan lokal seperti daun kelor (Moringa oleifera) menjadi strategi yang menjanjikan karena kandungan zat besi, protein, dan vitamin C-nya yang tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung daun kelor terhadap kandungan gizi dan kerenyahan brownies crispy sebagai pangan fungsional anemia. Metode: Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu tingkat substitusi tepung daun kelor sebesar 0%, 5%, 10%, dan 15%, masing-masing dengan tiga ulangan. Parameter yang diuji meliputi analisis kimia (kadar air, protein, serat, Fe, dan vitamin C), fisik (kerenyahan), serta sensori (uji hedonik). Data dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan, sedangkan hubungan antara Fe, kerenyahan, dan skor sensori diuji menggunakan korelasi Pearson. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa substitusi daun kelor berpengaruh signifikan terhadap seluruh parameter (p < 0,05). Kandungan Fe dan vitamin C meningkat seiring penambahan tepung daun kelor, dengan korelasi positif kuat antara kadar Fe dan kerenyahan (r = 0,842) serta korelasi sedang dengan skor penerimaan (r = 0,615). Formulasi optimal diperoleh pada substitusi 10%, yang menghasilkan keseimbangan terbaik antara kandungan gizi dan penerimaan sensori. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa brownies crispy substitusi tepung daun kelor berpotensi sebagai pangan fungsional untuk pencegahan anemia.