Upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan dengan cara menyediakan beasiswa yang bisa berasal dari pemerintah atau pihak lainnya. Setidaknya ada 10 jenis beasiswa dari pemerintah, yang dikelola oleh kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi, kementrian agama, kementrian keuangan, kementrian komunikasi dan informasi hingga dari internal Lembaga Pendidikan seperti sekolah kedinasan. Ragam beasiswa dari pemerintah yang banyak itu menjadi daya tarik yang diperebutkan oleh banyak peserta didik. Setiap beasiswa mengharuskan penerimanya memenuhi kriteria tertentu yang spesifik dan bisa jadi berbeda untuk setiap beasiswa. Banyaknya ragam beasiswa dan kriteria peneriamanya yang berlaian ini pada prakteknya bisa menimbulkan masalah berupa terjadinya pemberian beasiawa yang salah sasaran. Seseorang peserta didik yang memenuhi persyaratan lebih dari 1 macam beasiswa sering keliru didaftarkan pada kriteria yang tepat, kondisi ini bisa jadi menutup peluang peserta didik lain yang hanya bisa didaftarkan di satu beasiswa tapi kuotanya telah habis karena diisi oleh peserta didik yang bisa memilih beasiswa tadi. Belum lagi sering juga terjadi permainan yang mengakibatkan beasiswa salah sasaran dengan kata lain beasiswa diterima oleh peserta dengan kondisi ekonomi yang baik. Kondisi ini semakin mungkin terjadi seiring jumlah siswa yang berminat bertamabah banyak. Untuk mengurangi terjadinya kesalahan penyaluran beasiswa itu maka pihak sekolah bisa dibantu dengan menggunakan sebuah sistam pendukung keputusan atau Decission Support System dalam merekomendasikan peserta dalam penerimaan beasiswa dibidang pendidikan yang ada di SMP MBS Prof Hamka Kota Madiun.