Pendidikan inklusi bertujuan untuk mengintegrasikan siswa berkebutuhan khusus (ABK) dengan siswa reguler di sekolah. Meskipun kebijakan pendidikan inklusi sudah diterapkan, pelaksanaannya masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan fasilitas, kurikulum yang kurang mendukung, dan kurangnya pelatihan bagi guru. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran penting dalam mendukung siswa ABK, namun mereka sering kali belum memiliki keterampilan yang memadai untuk menangani kebutuhan khusus siswa. Penelitian ini menggunakan metode telaah pustaka untuk mengkaji berbagai studi terkait tantangan dan peran guru BK dalam pendidikan inklusif. Hasil menunjukkan bahwa pendidikan inklusi berpotensi meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, namun diperlukan perbaikan di berbagai aspek, termasuk peningkatan kompetensi guru, fleksibilitas kurikulum, dan penambahan fasilitas yang mendukung. Pendidikan inklusi juga memerlukan dukungan lebih dari masyarakat dan pemerintah untuk menciptakan lingkungan belajar yang adil dan inklusif. Inclusive education aims to integrate students with special needs (ABK) with regular school students. Although inclusive education policies have been implemented, their implementation still faces challenges, such as limited facilities, less supportive curriculum, and lack of training for teachers. Guidance and Counseling (BK) teachers are essential in supporting ABK students, but they often lack the skills to handle students' unique needs. This study uses a literature review method to examine various studies related to the challenges and roles of BK teachers in inclusive education. The results show that inclusive education can potentially increase student motivation and engagement. Still, improvements are needed in various aspects, including improving teacher competence, curriculum flexibility, and adding supporting facilities. Inclusive education also requires more support from the community and government to create a fair and inclusive learning environment.