Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di SD Negeri Sendangmulyo 2 Semarang, khususnya di kelas 5C, menghadapi tantangan berupa disparitas kemampuan siswa dalam memahami konsep dasar. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini mengkaji penerapan model Project-Based Learning (PjBL) yang dipadukan dengan pendekatan Culturally Relevant Teaching (CRT), Teaching at the Right Level (TaRL), dan diferensiasi produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh penerapan model tersebut terhadap hasil belajar siswa. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) dengan desain kuantitatif berupa one-group pretest-posttest design pada 27 siswa. Data kuantitatif dianalisis menggunakan uji normalitas, uji paired sample t-test, dan perhitungan N-Gain. Pendekatan kualitatif melibatkan wawancara mendalam dengan siswa dan guru untuk menggali pengalaman dan persepsi mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran yang diterapkan memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan p-value sebesar 0,000 dan |t hitung| sebesar 6,829, yang lebih besar dari t tabel 2,056. Analisis deskriptif menunjukkan peningkatan nilai rata-rata posttest dibandingkan pretest, dengan rata-rata N-Gain sebesar 0,3647 yang berada pada kategori sedang. Wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa lebih antusias dan termotivasi, sementara guru melaporkan bahwa pendekatan ini memudahkan mereka memberikan perhatian kepada siswa dengan kebutuhan khusus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi PjBL, CRT, dan TaRL tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang relevan, inklusif, dan adaptif. Peneliti merekomendasikan penggunaan pendekatan ini secara lebih luas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat dasar. Selain itu, perlu dilakukan pendampingan intensif bagi siswa dengan kemampuan rendah agar manfaat pembelajaran dapat dirasakan secara merata.