Indah Yuwati, Tiyas
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MENELUSURI MAKNA HIDUP PENGHAYAT KEJAWEN DARI PUNCAK SRANDIL Indah Yuwati, Tiyas; Aris Nurjaman, Tabah
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna hidup yang dialami oleh penghayat kejawen yang berperan sebagai juru kunci di Gunung Srandil, Cilacap. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan teori Bastaman (1996) yang melibatkan enam aspek: pemahaman diri, makna hidup, perubahan sikap, komitmen diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial. Subjek penelitian adalah enam individu yang terdiri dari tiga juru kunci dan tiga significant others yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Temuan penelitian menunjukkan bahwa makna hidup bagi para juru kunci berakar pada kepercayaan terhadap leluhur, yang diwariskan secara turun-temurun. Agama hanya dianggap sebagai identitas, sedangkan budaya Kejawen tetap menjadi panduan spiritual utama. Meskipun menghadapi stigma sosial, kurangnya penghargaan materi, dan kecemburuan sosial antar juru kunci, mereka tetap bangga menjalankan tugas mereka sebagai bentuk pengabdian. Penelitian ini mengilustrasikan bagaimana makna hidup dapat ditemukan melalui pemahaman diri, aktivitas bermakna, dan dukungan sosial, yang semuanya berkontribusi pada keberlanjutan tradisi kejawen.
MENELUSURI MAKNA HIDUP PENGHAYAT KEJAWEN DARI PUNCAK SRANDIL Indah Yuwati, Tiyas; Aris Nurjaman, Tabah
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.862-867

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna hidup yang dialami oleh penghayat kejawen yang berperan sebagai juru kunci di Gunung Srandil, Cilacap. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan teori Bastaman (1996) yang melibatkan enam aspek: pemahaman diri, makna hidup, perubahan sikap, komitmen diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial. Subjek penelitian adalah enam individu yang terdiri dari tiga juru kunci dan tiga significant others yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Temuan penelitian menunjukkan bahwa makna hidup bagi para juru kunci berakar pada kepercayaan terhadap leluhur, yang diwariskan secara turun-temurun. Agama hanya dianggap sebagai identitas, sedangkan budaya Kejawen tetap menjadi panduan spiritual utama. Meskipun menghadapi stigma sosial, kurangnya penghargaan materi, dan kecemburuan sosial antar juru kunci, mereka tetap bangga menjalankan tugas mereka sebagai bentuk pengabdian. Penelitian ini mengilustrasikan bagaimana makna hidup dapat ditemukan melalui pemahaman diri, aktivitas bermakna, dan dukungan sosial, yang semuanya berkontribusi pada keberlanjutan tradisi kejawen.
MENELUSURI MAKNA HIDUP PENGHAYAT KEJAWEN DARI PUNCAK SRANDIL Indah Yuwati, Tiyas; Aris Nurjaman, Tabah
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): Nusantara : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.862-867

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna hidup yang dialami oleh penghayat kejawen yang berperan sebagai juru kunci di Gunung Srandil, Cilacap. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis dengan teori Bastaman (1996) yang melibatkan enam aspek: pemahaman diri, makna hidup, perubahan sikap, komitmen diri, kegiatan terarah, dan dukungan sosial. Subjek penelitian adalah enam individu yang terdiri dari tiga juru kunci dan tiga significant others yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Temuan penelitian menunjukkan bahwa makna hidup bagi para juru kunci berakar pada kepercayaan terhadap leluhur, yang diwariskan secara turun-temurun. Agama hanya dianggap sebagai identitas, sedangkan budaya Kejawen tetap menjadi panduan spiritual utama. Meskipun menghadapi stigma sosial, kurangnya penghargaan materi, dan kecemburuan sosial antar juru kunci, mereka tetap bangga menjalankan tugas mereka sebagai bentuk pengabdian. Penelitian ini mengilustrasikan bagaimana makna hidup dapat ditemukan melalui pemahaman diri, aktivitas bermakna, dan dukungan sosial, yang semuanya berkontribusi pada keberlanjutan tradisi kejawen.