Bakhtiar, Alif
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen diri dan implikasinya terhadap kualitas hidup penderita diabetes mellitus Bakhtiar, Alif; Kartinah, Kartinah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 12 (2025): Volume 18 Nomor 12
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i12.590

Abstract

Background: Diabetes is one of the diseases that has received a lot of attention because it is included in chronic diseases. If not controlled, it can cause serious complications. Hyperglycemia is defined as a disorder in the metabolic system characterized by high blood glucose levels. Self-management behavior is one of the mainstays of diabetes management, so all sufferers of this disease must try to maintain blood sugar monitoring as part of a self-management behavior strategy. Purpose: To determine self-management and its implications for the quality of life of people with diabetes mellitus. Method: Quantitative research with descriptive methods, samples taken were 75 respondents and selected through purposive sampling techniques. The instrument used was the Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) questionnaire consisting of 16 questions. Data analysis only used univariate analysis. Results: Respondent data with poor self-management were mostly in the age range of 60-69 years (18 respondents (64.3%), female gender 19 respondents (67.9%), average elementary school education 17 respondents (60.7%), working as self-employed 11 respondents (39.3%). Respondents who consumed the most DM medication had poor self-management as many as 26 respondents (92.9%), respondents who did not routinely take medication had poor self-management as many as 19 respondents (67.9%), and those who had suffered from DM >5 years were also poor in managing themselves as many as 27 respondents (96.4%). Conclusion: Poor self-management mostly occurred in respondents aged 0-69 years, female gender, low education, private sector workers, did not routinely take medication, and had suffered from DM for quite a long time.   Keywords: Diabetes Mellitus (DM); Quality of Life; Self-Management   Pendahuluan: Penyakit diabetes merupakan salah satu dari banyaknya penyakit yang mendapat banyak perhatian karena termasuk dalam penyakit kronis. Apabila tidak dikendalikan, dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Hiperglikemia diartikan sebagai gangguan pada sistem metabolisme yang ditandai dengan nilai glukosa dalam darah tinggi. Perilaku self-management merupakan salah satu andalan pengelolaan diabetes, sehingga semua penderita penyakit ini harus berusaha menjaga pemantauan gula darah sebagai bagian dari strategi perilaku pengelolaan diri. Tujuan: Untuk mengetahui manajemen diri dan implikasinya terhadap kualitas hidup penderita diabetes melitus. Metode. Penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif, sampel yang diambil sebanyak 75 responden dan dipilih melalui teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ) terdiri dari 16 pertanyaan. Analisis data hanya menggunakan analisis univariate. Hasil: Data responden yang memiliki self-management buruk mayoritas pada rentang usia 60-69 tahun sebanyak (18 responden (64.3%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 responden (67.9%), rata-rata pendidikan SD sebanyak 17 responden (60.7%), bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 11 responden (39.3%). Paling banyak responden mengkonsumsi obat DM memiliki self-management buruk sebanyak 26 responden (92.9%), responden yang tidak rutin mengkonsumsi obat memiliki self-management buruk sebanyak 19 (67.9%), dan lama menderita DM >5 tahun juga buruk dalam memanajemen dirinya sebanyak 27 responden (96.4%). Simpulan: Self-management yang buruk mayoritas terjadi pada responden yang berusia 0-69 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan rendah, bekerja sebagai swasta, tidak rutin mengonsumsi obat, dan menderita DM cukup lama.   Kata Kunci: Diabetes Mellitus (DM); Kualitas Hidup; Manajemen Diri.
PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA UNTUK MEMPERCEPAT PEMULIHAN DAN KUALITAS HIDUP IBU POST PARTUM Bakhtiar, Alif; Ambarwati, Winarsih Nur
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 14, No 1 (2025): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v14i1.2899

Abstract

Latar Belakang: Sectio caesarea (SC) merupakan salah satu metode persalinan operatif yang dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi dan kualitas hidup ibu post partum. Hal ini karena nyeri mengakibatkan terbatasnya mobilitas fisik dan keterbatasan gerak pascaoperasi dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu paska melahirkan secara operasi. Mobilisasi dini menjadi intervensi keperawatan penting yang dapat memberikan banyak manfaat kepada ibu namun intervensi ini tidak selalu diterapkan ditatanan praktik.Tujuan: Penelitian ini bertujuan melaporkan penerapan mobilisasi dini pada pasien post-sectio caesarea dan mengevaluasi manfaat yang diperoleh oleh ibu.Metode: Desain penelitian menggunakan studi kasus pada dua pasien post-SC dengan intervensi diberikan mulai rentang waktu 4–6 jam pascaoperasi. . Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, serta studi dokumentasi, kemudian dianalisis sesuai tahapan proses keperawatan. Hasil pengakajian menunjukkan bahwa kedua pasien mengalami keterbatasan gerak akibat nyeri insisi, dengan intensitas nyeri rata-rata skala 6–7. Intervensi mobilisasi dini dilakukan bertahap, mulai dari latihan gerakan ekstremitas enam jam pascaoperasi, perubahan posisi miring, duduk setengah tegak, hingga latihan berjalan pada hari ketiga.Hasil: Evaluasi memperlihatkan adanya peningkatan kekuatan otot, pergerakan ekstremitas lebih baik, penurunan nyeri, serta kemampuan pasien melakukan aktivitas sederhana seperti berjalan, duduk, dan menggendong bayi secara mandiri.Kesimpulan: mobilisasi dini dapat direkomendasikan sebagai intervensi utama dalam keperawatan maternitas untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup ibu pascaoperasi.Kata Kunci: sectio caesarea, gangguan mobilitas fisik, mobilisasi diniABSTRACT Background: Caesarean section (CS) is one of the operative delivery methods that can affect the mother's mobility and quality of life after giving birth. This is because pain limits physical mobility, and limited movement after surgery can affect the well-being of mothers after giving birth by caesarean section. Early mobilisation is an important nursing intervention that can provide many benefits to mothers, but this intervention is not always implemented in practice.Objectives: This study aims to report the application of early mobilisation in post-caesarean section patients and evaluate the benefits gained by mothers.Methods: The research design used case studies on two post-SC patients with interventions given within 4–6 hours post-surgery. Data were collected through interviews, observations, physical examinations, and documentation studies, then analysed according to the stages of the nursing process. The results showed that both patients experienced limited movement due to incision pain, with an average pain intensity of 6–7 on the scale. Early mobilisation interventions were carried out in stages, starting with limb movement exercises six hours after surgery, changing to a side-lying position, sitting upright, and walking exercises on the third day.Results: The evaluation showed an increase in muscle strength, improved limb movement, reduced pain, and the patient's ability to perform simple activities such as walking, sitting, and carrying a baby independently.Conclusion: Early mobilisation may be recommended as a primary intervention in maternity care to accelerate recovery and improve the quality of life of mothers after surgery.Keywords: : Caesarean section, physical mobility impairment, early mobilisation