Penelitian ini membahas dampak alih fungsi lahan terhadap frekuensi dan intensitas banjir di Kelurahan Leato Selatan, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana konversi lahan hijau dan pertanian menjadi permukiman serta industri berkontribusi terhadap peningkatan risiko banjir. Penelitian ini menggunakan metode observasi lapangan untuk mencatat kondisi fisik lahan, wawancara dengan masyarakat setempat guna memperoleh persepsi mereka, kuesioner untuk mengumpulkan data, serta dokumentasi berupa peta tata guna lahan dan data historis banjir. Hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan tata guna lahan menyebabkan penurunan kapasitas tanah dalam menyerap air hujan, sehingga meningkatkan debit limpasan permukaan. Sekitar 45% lahan hijau telah berubah menjadi permukiman dan industri tanpa perencanaan tata ruang yang memadai. Hilangnya area resapan air dan meningkatnya permukaan kedap air mempercepat aliran air hujan ke sistem drainase yang tidak memadai, meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir. Saat ini, banjir terjadi rata-rata dua kali per tahun dengan genangan lebih tinggi dan durasi lebih lama, yang mengganggu aktivitas masyarakat serta meningkatkan kerugian material. Kondisi ini diperburuk oleh drainase yang tersumbat oleh sedimen dan sampah. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam perumusan kebijakan mitigasi banjir yang lebih efektif dan berkelanjutan.