Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa calon guru matematika di Universitas Negeri Manado (Unima). Dalam konteks pendidikan matematika, kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan untuk memahami konsep-konsep abstrak dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui tes kemampuan berpikir kritis, wawancara mendalam, dan observasi di kelas. Sampel penelitian ini terdiri dari 30 mahasiswa jurusan pendidikan matematika di Unima yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa mengalami kesulitan dalam aspek evaluasi dan analisis masalah matematika, meskipun sebagian mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan yang baik dalam aspek interpretasi dan eksplanasi. Wawancara mendalam mengungkapkan bahwa mahasiswa memiliki pemahaman dasar tentang pentingnya berpikir kritis, namun kesulitan dalam menerapkannya dalam soal matematika yang lebih kompleks. Observasi menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung mengikuti langkah-langkah prosedural dan kurang aktif dalam berpikir kritis. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang berfokus pada hafalan dan prosedur rutin dapat menghambat pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pembelajaran berbasis pemecahan masalah dan diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa calon guru matematika di Unima. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dan strategi pembelajaran yang lebih efektif dalam pendidikan matematika.