This study aims to describe the numeracy literacy skills of students at SMP Negeri 4 Tasikmalaya and the factors that influence them. A survey was conducted to measure three indicators of numeracy literacy: (1) using various numbers and symbols related to basic mathematics to solve everyday problems, (2) analyzing information displayed in various forms (graphs, tables, charts, etc.), and (3) interpreting the results of the analysis to predict and make decisions. The results showed that the first indicator obtained the highest score (65.33), followed by the second indicator (56.00), and the third indicator obtained the lowest score (52.67). The average overall score of students' numeracy literacy was 58.00, which is considered sufficient. The low numeracy literacy skills are influenced by several factors, including less contextual learning methods, educators' readiness to implement relevant learning, and students' tendency to be more comfortable with mechanistic questions than questions that require critical thinking and application of concepts. To overcome this problem, it is recommended to implement a more effective learning approach, such as differentiated learning and the Problem-Based Learning (PBL) model, which can encourage an increase in students' numeracy literacy skills. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan literasi numerasi peserta didik di SMP Negeri 4 Tasikmalaya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Survei dilakukan untuk mengukur tiga indikator literasi numerasi: (1) menggunakan berbagai angka dan simbol terkait matematika dasar untuk memecahkan masalah sehari-hari, (2) menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.), dan (3) menafsirkan hasil analisis untuk memprediksi dan mengambil keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pertama memperoleh skor tertinggi (65,33), diikuti indikator kedua (56,00), dan indikator ketiga memperoleh skor terendah (52,67). Rata-rata skor keseluruhan literasi numerasi peserta didik adalah 58,00, yang tergolong cukup. Rendahnya kemampuan literasi numerasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya metode pembelajaran yang kurang kontekstual, kesiapan pendidik dalam menerapkan pembelajaran yang relevan, dan kecenderungan siswa yang lebih nyaman dengan soal-soal mekanistis daripada soal-soal yang menuntut pemikiran kritis dan aplikasi konsep. Untuk mengatasi permasalahan ini, direkomendasikan penerapan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif, seperti pembelajaran berdiferensiasi dan model Problem-Based Learning (PBL), yang dapat mendorong peningkatan kemampuan literasi numerasi peserta didik.