Indonesia adalah negara agraris yang mayoritas masyarakatnya adalah petani. Padi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistika pada tahun 2024, produksi beras mengalami penurunan dari 31,10 juta ton menjadi 30,34 juta ton. Penurunan produktivitas beras dapat disebabkan oleh kualitas benih yang digunakan. Benih yang umur simpannya melebihi 6 bulan akan meningkatkan deteriosasi yang membuat vigor dan viabilitas menurun. Vigor dan viabilitas benih yang menurun dapat diatasi dengan memberikan perlakuan invigorasi seperti paparan medan magnet. Penelitian ini dilakukan ditiga tempat berbeda dari bulan Juli hingga Oktober 2024. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji paparan medan magnet Extremely Low Frequency (ELF) dengan intensitas 0,2 miliTesla (mT) terhadap perkembangan generatif tanaman padi yang berasal dari benih tua. Pada penelitian ini menggunakan metode RAL dengan 4 perlakuan berbeda P0 (Kontrol), P1 (3 menit 54 detik), P2 (7 menit 48 detik), dan P3 (11 menit 42 detik). Tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan tidak produktif, panjang malai, jumlah buku per malai, jumlah cabang primer pada malai dan jumlah cabang sekunder pada malai, dan berat gabah 100 butir merupakan parameter pengamatan pada penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa panjang malai, jumlah buku per malai, dan jumlah cabang sekunder semuanya memiliki pengaruh signifikan. Jumlah buku per malai dapat meningkat pada fase perkembangan generatif jika dipapar medan magnet dengan durasi 3 menit 54 detik.